Malang–Canopy (5/5). Kemarin, Selasa (4/5) terjadi demonstrasi oleh Aksi Malang Bergerak di depan Balai Kota Malang yang mengangkat tiga hal besar di Bulan Mei. Tiga isu besar tersebut adalah Hari Buruh, Hardiknas, dan Hari Pers, masing-masing dengan concern-nya sendiri. Aksi tersebut dimulai pukul 08.00 WIB dihadiri setidaknya 100 orang massa, yang di dalamnya berasal dari kurang lebih 30 organisasi.
Untuk Hari Buruh (May Day), mereka mengkritik pihak startup kurang sesuai apabila menjalin hubungan dengan cara kemitraan, yang seharusnya menggunakan hubungan ketenagakerjaan sebagai landasan hubungan dengan para tenaga kerja. Untuk Hardiknas, Aksi Malang Bergerak menyoroti isu bahwa komponen cadangan mahasiswa lebih membutuhkan demokratisasi kampus ataupun ruang berpikir yang bebas, ketimbang kultur militer yang masuk ke dalam kampus serta komersialisasi dan privatisasi dari pihak kampus. Lalu untuk Hari Pers sendiri, mereka memilih untuk meng-highlight bahwa adanya aksi pencekalan-pencekalan terhadap para jurnalis, liputan-liputan yang dipersulit terlebih lagi di wilayah konflik. Para massa menuntut adanya pembebasan pers baik lokal, nasional, maupun internasinoal di wilayah mana saja, seperti yang telah dijanjikan oleh undang-undang yang mengatur tentang pers.
Fajar Hidayansyah Ilham selaku Koordinator Lapang Aksi Malang Bergerak mengungkapkan, “Karena hari ini adalah momentum untuk menyuarakan apa yang menjadi permasalahan, maka goals dari apa yang kami sampaikan adalah dari khalayak umum bisa mengetahui apa yang kami highlight, begitu.” Ungkap Fajar.
Selama aksi berlangsung pihak DPR tidak mendatangi para demonstran. “Yang kami ketahui mereka (DPR) tidak ingin menemui massa aksi karena merasa bahwa aksi ini hanya momentum peringatan hari saja, bukan tempat untuk menyuarakan aspirasi…” ujar Fajar
“…padahal harusnya sebagai DPR, seharusnya punya hati nurani dengan apa yang kami sampaikan, walaupun memang tidak mempunyai kewenangan dalam konteks isu yang kami bawa.” Sambung Fajar.
Meskipun dua dari tiga skenario yang diusung selama demonstrasi dilakukan sebelum hari yang ditentukan (Hardiknas dan Hari Pers), dan skenario pertama tidak ditemui oleh pihak DPR. Fajar menganggap bahwa tujuan mereka telah tercapai, karena mereka telah melaksanakan konferensi pers di hari yang sama. Terkait dengan aksi lanjutan Fajar mengatakan “…untuk aksi lanjutan mungkin karena kami merasa media sosial merupakan bagian dari propaganda dan bagian dari masyarakat luas juga, jadi aksi lanjutannya akan lebih masif lagi di media digital.”
Kontributor : Hanif Azhari
Penulis : Yuga Dwi Navris Tyono
Editor : Shanti Ruri Pratiwi