Site icon Persmacanopy.com

Bincang Bersama Dekan Baru FP UB: Bagaimana Wajah FP 5 Tahun Kedepan?

Tidak terasa jajaran kepengurusan petinggi Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya telah berganti. Sejak bulan Februari, rektor Universitas Brawijaya telah melantik seseorang sebagai Dekan baru terpilih untuk periode 2023-2028. Tentunya, beliau terpilih sebagai dekan baru telah menyusun berbagai planning atau program yang akan diterapkan selama masa jabatannya. Berikut adalah wawancara CANOPY kepada Dekan FP UB Prof. Mangku Purnomo, S.P., M.Si., Ph. D.

1.Bagaimana rencana program-program yang bapak usung untuk 5 tahun kedepan?

Memperkuat infrastruktur penunjang pendidikan

Ilustrasi terkait dengan pembangunan laboratorium dan pembangun modern greenhouse

Pengembangan Sumber Daya Manusia (SDM) 

Merombak pola pembinaan atau pendidikan dalam penerapan PROBINMABA.

Perubahan model praktikum

Perubahan kurikulum

Wacana perubahan nama Fakultas Pertanian

2. Mengenai kantin FP, apa benar akan pindah di lantai 2 Gedung Sentral ya pak?

Gedung kantin akan memiliki konsep semi-klasik, saat ini sedang dibangun dan diperkirakan dapat digunakan setelah Hari Raya Idul Fitri. Berikut merupakan ilustrasi kantin yang sedang dibangun.

Ilustrasi terkait dengan pembangunan kantin baru FP yang terletak di gedung Gedung Sentral Lantai 2

3. Pak, untuk apa gedung kantin yang lama akan digunakan

Gedung bekas kantin yang lama sebagai laboratorium tissue culture center yang berkolaborasi dengan BRIN (Badan Riset I Nasional). Meskipun demikian, perlu dilakukan perbaikan dan persiapan atas segala kebutuhan laboratoriumnya.

4. Mengenai Ikon FP, kita kan belum punya, apakah ada rencana pembangunan tulisan Fakultas Pertanian?

ada, akan di bangun di depan gedung Fakultas Pertanian. Rencana membangun dengan ukuran setinggi kurang lebih 3 meter pada bulan depan. Dengan demikian, hal ini dapat menjadi kebanggaan keluarga besar FP atas kecintaannya terhadap FP.

5. Terkait keterbatasan lahan parkir di FP bagaimana ya pak?

Sebenarnya, kita dapat melihat bahwa di manapun, berapapun luas lahan parkirnya, itu mencukupi. Hanya saja, kita perlu meningkatkan kesadaran mahasiswa. Contohnya, mahasiswa yang kos di daerah Watugong, Kertorejo, dan area dekat kampus bisa menjangkau kampus dengan berjalan kaki tanpa perlu membawa motor. Demikian juga, memaksimalkan penggunaan lahan parkir mulai dari parkiran GS sampai parkiran Sardo juga dapat membantu mengurangi kepadatan parkir di kampus.

Penulis: Puguh Prastiyo Hutomo

Editor: Diandra Putri

Exit mobile version