Site icon Persmacanopy.com

Bunga Wijaya Kusuma : Rahasia Keunikan Queen Of The Night

Bunga wijaya kusuma atau dengan nama latin Epiphyllum anguliger merupakan salah satu jenis kaktus yang tergolong tanaman hias dan dapat dibudidaya di Indonesia. Epiphyllum anguliger berasal dari Venezuela, Amerika Selatan kemudian menyebar ke Cina dan masuk ke Indonesia. Karakteristik E. anguliger ialah dapat bertahan di cuaca paling panas sehingga dapat hidup pada daerah tropis dan subtropis. Karakteristik lain dari bunga yang hanya mekar pada malam hari membuat memiliki julukan Queen of The Night atau si “Ratu Malam”.

Penyebab bunga ini hanya mekar pada malam hari adalah adanya gerakan skototropisme. Gerakan ini merupakan gerak pertumbuhan tanaman yang menjauhi cahaya. Hal ini terjadi karena adanya rangsangan gelap yang diterima oleh sel-sel tanaman sehingga tanaman akan mekar ketika mulai gelap. Fenologi pembungaan tanaman wijaya kusuma sangat dipengarui oleh cahaya dan angin.

Jika E. anguliger diletakkan di tempat terang dan banyak angin pembungaan muncul pada minggu ke 8-16. Calon bunga memiliki waktu sekitar 9 hari hingga bunga mekar sempurna dengan waktu mekar hanya 1 sampai 2 jam pada tengah malam, sedangkan pada hari ke 13 bunga akan rontok (Harmiatun, Yovita, & Herlina Sianipar, 2015).

Batang E. anguliger yang masih segar digunakan untuk mengatasi radang, luka dan bisul, dan pemakaian dalam untuk mengatasi batuk, antiradang, dan lainnya. Berdasarkan uji skrining fitokimia yang telah dilakukan, bunga wijaya kusuma mengandung beberapa metabolit sekunder seperti saponin, alkaloid, dan triterpenoid (Yuan, 2019). Selain itu di dalam bunga wijaya kusuma juga ditemukan adanya antioksidan. Adanya penelitian tentang penentuan aktivitas antioksidan serta senyawa aktif pada bunga wijaya kusuma menunjukkan bahwa persentase aktivitas antioksidan pada ekstrak kasar wijaya kusuma  pada menit ke-5 adalah 66,42% dan 70,00% pada menit ke-60 dan fraksi aktif bunga wijaya kusuma (Epiphyllum oxypetalum) adalah fraksi petroleum eter pada menit ke-5 adalah 60% dan 155,10% pada menit ke-60 (Artini & Aryasa, 2018).

Referensi:

Artini, N. P. R., & Aryasa, I. W. T. (2018). Aktivitas Antioksidan Ekstrak Bunga Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum). Jurnal Ilmiah Medicamento. 4(2), 107–112.

Harmiatun, Yovita, Herlina Sianipar, M. S. (2015). Fenologi Pembungaan Pada Tanaman Wijaya Kusuma (Ephiphylum oxypetalum). Jurnal Pro-Life, 3(3), 181–194.

Yuan, R. A. (2019). Efektivitas Bunga Wijaya Kusuma (Epiphyllum oxypetalum) Terhadap Penurunan Kadar Asam Urat Tikus Wistar. The Journal of Muhammadiyah Medical Laboratory Technologist. 2(2): 37. https://doi.org/10.30651/jmlt.v2i2.2584

Penulis : Ryan Kharisma

Editor : Shanti Ruri Pratiwi

Gambar bersumbe dari Pinterest.com/Flickr

Exit mobile version