“Bertani adalah mimpi kami. Jikapun hikayat hidup adalah mengejar mimpi. Kami pun rela meninggalkan zona nyaman kami agar mimpi kami bisa tercapai” -Harvestmind
Harvestmind merupakan sebuah ruang para pemuda di Kota Purbalingga yang memilih bertani agar tetap bisa bertahan hidup. Komunitas ini didirikan sejak tahun 2017 oleh para pemuda yang mendedidasikan hidupnya untuk dunia pertanian tanpa meninggalkan trend untuk hidup indie dan artsy. Sebelum beraih profesi menjadi petani, sebagian dari mereka berprofesi sebagai pekerja kantoran, mahasiswa, seniman, dan wiraswasta yang dipertemukan di sebuah perpustakaan jalanan. Produk olahan yang dihasilkan adalah beras bernama “aksara”.
“Awalnya kami anak-anak perpustakaan jalanan, lalu mengadakan diskusi tentang cara menjalani hidup dengan sebaik mungkin. Salah satu pembahasannya adalah cara bertahan hidup atau sederhananya mencari uang atau makanan. Dari diskusi tersebut diperoleh dua ide yaitu crypocurrency dan bertani. Kemudian, salah satu orang menawarkan kami lahan untuk dijadikan ladang bertani. Hingga kami bertemu dengan seorang ‘guru bertani’. Begitulah asal muasal terbentuknya Harvestmind” tutur Ali admin di media sosial Harvestmind.
Saat pertama kali komunitas ini terbentuk, timbul pro kontra di masyarakat, Sebagian yang kontra lambat laun berbalik mendukung Harvestmind. Kendala awal yang dirasakan adalah badan yang ambruk karena kelelahan akibat kurangnya pengalaman, sehingga mereka (anggota Harvestmind-red) harus belajar dari awal cara bertani yang benar. Cara bergabung di komunitas ini hanya perlu memenuhi empat syarat yang cukup mudah, yaitu:
- Pelajari semua informasi yang telah disediakan oleh Harvestmind
- Buktikan bahwa kamu memiliki hati yang teguh dan tulus pada jalan hidup ini.
- Membangun chemistry dan frekuensi dengan sesama manusia, dan juga semesta
- Berani pulang ke tanah kelahiran untuk membangun ekosistem yang sehat
Hingga saat ini, sudah 11 orang yang tergabung grup whatsapp dan kegiatan yang dilakukan adalah bertani, bersilaturahmi, koperasi, berkampanye, bermain, belajar, dan lain sebagainya. Mimpi mereka cukup sederhana, yaitu mengajak para pemuda untuk mandiri dalam hal pangan dan meneruskan cita-cita leluhur agar nusantara menjadi lumbung pangan.
“Menurut kami, keputusan untuk beralih menjadi petani setimpal bahkan mendapatkan lebih, setimpal maksudnya bukan dalam artian pencapaian nominal, namun sesuatu yang menurut kami jauh lebih baik dari uang” Pungkasnya.
Penulis : Hermawan Fibi
Editor : Shanti Ruri Pratiwi