Lamongan (12/07/2025) – Inovasi pertanian berbasis teknologi kembali hadir di Kabupaten Lamongan. Desa Miru, Kecamatan Sekaran, menjadi lokasi penerapan sistem Internet of Things (IoT) pada petak studi padi mulsa yang dipadukan dengan sistem drip irrigation atau irigasi tetes. Program ini merupakan hasil kolaborasi antara Universitas Brawijaya, Bank Indonesia, dan Kelompok Tani (Poktan) Sumber Makmur Miru.
Penerapan IoT pada Petak Padi Mulsa
Hal yang melatarbelakangi penerapan IoT dan irigasi tetes ini adalah semangat dan keteguhan petani serta kondisi lingkungan yang ideal untuk penerapan IoT dan irigasi tetes. Kondisi lingkungan pertanian di desa miru ini terkadang mengalami kendala berupa kekeringan. Sehingga penggunaan sistem drip ini dianggap mampu menyelesaikan masalah kekeringan yang ada di desa miru. Dalam praktik penerapannya, petani menggunakan komoditas tanaman pangan berupa padi. Hal ini karena menyesuaikan dari budaya pertanian yang ada di desa miru, yakni budidaya tanaman padi.
Kegiatan penerapan teknologi ini melibatkan dosen dan mahasiswa Universitas Brawijaya, perwakilan Bank Indonesia, anggota Poktan Sumber Makmur, sertaaparat desa setempat. Pemasangan perangkat IoT dan sistem irigasi tetes dilakukansecara bertahap, dimulai pada 1 – 30 Mei 2025, dengan tujuan untuk mengoptimalkan pengelolaan air dan memantau kondisi lahan secara real-time.
Menurut Prof. Ir. Didik Supraypogo, M.Sc., Ph.D perwakilan tim Universitas Brawijaya, penerapan teknologi ini bertujuan meningkatkan efisiensi penggunaan air, mengurangi risiko gagal panen akibat kelebihan atau kekurangan air, serta mendukung budidaya padi yang lebih ramah lingkungan. “IoT akan memudahkan petani dalam memantau kelembaban tanah, suhu, dan kondisi tanaman tanpa harus selalu berada di sawah. Serta dikombinasikan dengan penggunaan irigasi tetes akan memberikan dampak efisiensi penggunaan air.” ujarnya.
Bank Indonesia, sebagai mitra program, menegaskan pentingnya transformasi digital di sektor pertanian untuk meningkatkan produktivitas dan daya saing petani lokal. Sementara itu, Ketua Poktan Sumber Makmur Miru, Hendro Purnomo, menyampaikan antusiasme dan harapan besar terhadap keberlanjutan program ini. “Dengan adanya teknologi ini, kami yakin hasil panen akan lebih maksimal, dan biaya operasional bisa ditekan,” ungkapnya.
Tahapan kegiatan mencakup sosialisasi teknologi kepada petani, pemasangan perangkat IoT di titik-titik strategis, uji coba sistem irigasi tetes, serta pelatihan penggunaan aplikasi monitoring. Respon petani dan masyarakat desa terhadap program ini terbilang positif. Banyak yang menilai bahwa langkah ini menjadi terobosan penting bagi kemajuan pertanian di wilayah mereka.
Penerapan sistem IoT dan irigasi tetes di Desa Miru diharapkan menjadi percontohan bagi desa-desa lain di Lamongan maupun daerah lain di Indonesia. Dengan dukungan akademisi, lembaga lembaga, dan masyarakat tani, inovasi ini diharapkan dapat memperkuat ketahanan pangan sekaligus meningkatkan kesejahteraan petani.
Penulis: KKN FP UB Desa Miru
Editor: Talitha Danish Safira