Melihat Beras Anarkisari: Beras Lokal Asal Klaten

Ketika kita mendengar kata anarkis yang terbayang di pikiran adalah kekacauan dan kekerasan, apakah hal itu tercermin pada sebuah beras asal Klaten ini? mari kita simak informasi berikut.

Menurut Yusuf selaku Admin Pemasaran “Beras Anarkisari merupakan beras asal Desa Kokosan, Prambanan, Klaten, Jawa Tengah yang diproduksi oleh Usaha Dagang (UD) Anarkisari sejak tahun 2018. Kata “anarkis” disematkan untuk memotong rantai jalur distribusi beras yang selama ini terlalu panjang. Kita (UD Anarkisari-red) ambil langsung dari petani, kita jual langsung ke end user.”

Munculnya nama beras ini terinspirasi dari kebaikan orang tua dan orang terdahulu, di mana mereka rutin menanam meskipun mengalami gagal panen.  Gagasanya yakni membeli gabah petani dengan harga lebih tinggi dari pasaran, kemudian diprosesnya menjadi beras, dan dijual langsung ke konsumen end user tanpa distributor, dengan harapan memberikan pemasukan untuk kesejahteraan masyarakat. Dari beras ini pula tercipta lebih banyak lapangan pekerjaan di desa.

Beras ini memiliki dua jenis, yaitu beras putih dan beras merah yang lebih fresh dan berkualitas dibandingkan dengan beras lain yang di pasaran, “Karena kita tidak menimbun beras  dan beras langsung diambil dari gabah petani dengan harga yang lebih tinggi dari pasaran, terus kita giling jadi beras langsung dijual ke konsumen” ujar Yusuf.                                    

Harga beras putih dijual harga Rp 12.500/kg, Rp 62.500/5kg, Rp 125.000/10kg, Rp 312.500/25kg. Sedangkan untuk  beras merah seharga Rp 20.000/kg. Distribusi beras ini sudah mencapai wilayah sekitar Jawa Tengah, Yogyakarta hingga Jabodetabek.

Yusuf Juga menjelaskan bahwa “Disini kita tidak membutuhkan banyak modal, tentu keuntungan yang kita dapatkan juga tidak terlalu banyak, tidak seperti pemodal raksasa yang bisa mendapatkan keuntungan lebih besar. Keuntungan bisnis barang pokok itu tidak besar, karena jika kita mengambil untung yang besar maka produk kita tidak akan laku di pasaran. Keuntungan dapat diperoleh jika berbisnis dalam skala yang besar, misal keuntungan per kilo Rp 100-, tapi perhari mampu menjual 10 ton, maka keuntungannya Rp 1.000.000-, per hari, dengan keuntungan sekian masih tergolong skala eceran”

Penulis : Wikan Agung N

Editor  : Shanti Ruri P

 



Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com