Probolinggo (23/07/2025) — Desa Talkandang kini dipenuhi semangat baru. Bukan lagi keluhan soal harga pupuk kimia yang kian melambung, melainkan perbincangan hangat tentang sampah dapur, arang sekam, dan molase. Semua bermula dari inisiasi mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang mengajak para petani mengolah limbah menjadi pupuk organik. Upaya ini berpotensi mengubah wajah pertanian desa secara menyeluruh.
Bertempat di rumah Ketua Kelompok Tani, Bapak Bukhari, puluhan petani antusias mengikuti pelatihan. Mereka diajak memahami teknik pembuatan pupuk organik cair (POC) dan kompos dari bahan-bahan yang sebelumnya dianggap tak bernilai. Metode yang diperkenalkan pun sederhana yaitu memanfaatkan galon bekas yang disusun bertingkat, sehingga limbah dapur dapat diolah menjadi pupuk padat dan cair secara bersamaan. Kepraktisan metode ini segera menarik perhatian para peserta.
Pembuatan Pupuk Organik (Sumber: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang)
Tidak berhenti pada teori, kegiatan dilanjutkan dengan praktik langsung. Para mahasiswa menghadirkan narasumber lokal, Hidayat, seorang petani milenial yang telah membuktikan keberhasilan sistem pertanian organik. Ia membagikan pengalamannya menanam cabai dan tembakau dengan pupuk organik, yang menghasilkan panen lebih cepat, biaya produksi lebih rendah, dan kualitas hasil yang lebih unggul. “Prosesnya memang butuh kesabaran, tapi hasilnya sepadan. Selain hemat, kualitas panen juga lebih baik,” ungkap Hidayat.
Penyerahan Alat Pembuatan Pupuk Organik (Sumber: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang)
Pelatihan ini membuka mata para petani bahwa kemandirian pupuk bukanlah hal mustahil. Dengan memanfaatkan limbah rumah tangga, arang sekam, dan kotoran ternak, mereka bisa mengurangi ketergantungan pada pupuk bersubsidi, sekaligus memperbaiki kesuburan tanah secara alami.
Program KKN ini bukan hanya transfer ilmu, tetapi juga wadah berbagi pengalaman antarpetani. Hubungan antarwarga menjadi lebih erat, dan kesadaran akan pentingnya pertanian berkelanjutan semakin tumbuh. Dari galon bekas, sampah dapur, dan semangat gotong royong, Desa Talkandang kini menapaki awal baru menuju pertanian yang lebih sehat, hemat, dan mandiri.
Penulis: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang
Editor: Muhammad Ihza Ezra Saputra
Gambar: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang