Malang, CANOPY – Setelah 6 hari pasca erupsi Gunung Semeru, warga Desa Supiturang dan Umbulan, Kecamatan Pronojiwo, Kabupaten Malang kembali berbondong-bondong mendatangi rumah tinggal mereka pada Kamis (10/12). Sami’un seorang warga Desa Umbulan yang berumur di atas 60 tahun menjelaskan “Ini rumah saya sudah terkubur abu setengah dari bangunan dan bagian belakang sudah hancur, ini tadi kembali ngecek barang-barang yang masih bisa dipakai,” ujar Sami’un.
Beliau juga menuturkan bahwa letusan tahun ini lebih parah daripada letusan pada tahun 1998, 22 tahun silam.
Sami’un juga menambahkan, “Alhamdulillah untuk Desa Umbulan sendiri aman tidak ada korban jiwa,” kata Sami’un.
Sekitar 20 hektar lahan di Desa Supiturang rusak parah dan terkubur material abu vulkanik, Nurul Yaqin selaku Kepala Desa Supiturang saat ditemui Awak Canopy memaparkan, “Guguran awan panas yang menerjang setidaknya mengakibatkan 20 hektar lahan di Desa Supiturang terkubur abu vulkanik, untuk kedepannya Pemerintah Desa Supiturang akan terus melakukan pendataan terkait dampak kerusakan akibat letusan Gunung Semeru. Pendataan akan dilakukan dari rumah ke rumah, termasuk pada setiap pos pengungsian yang tersebar,” jelas Nurul.
Dilansir dari halaman web BPBD, Data terkini Pos Komando (Posko) Tanggap Darurat Bencana Dampak Awan Panas dan Guguran Gunung Semeru pada hari ini, Selasa (7/12), pukul 12.00 WIB, jumlah warga mengungsi mengalami peningkatan menjadi 3.697 jiwa. Warga yang mengungsi ini sebagian besar berada di wilayah Kabupaten Lumajang, sedangkan di Kabupaten Malang hanya terdapat 24 jiwa.
Sebaran titik pengungsian di Kabupaten Lumajang berada di Kecamatan Pronojiwo dengan 9 titik berjumlah 382 jiwa, Kecamatan Candipuro 6 titik sebanyak 1.136 jiwa, Kecamatan Pasirian 4 titik 563 jiwa, Kecamatan Lumajang 188 jiwa, Kecamatan Tempeh 290 jiwa, Kecamatan Sumberseko 67 jiwa dan Kecamatan Sukodono 45 jiwa.
Reporter : Wikan Agung N
Editor : Shanti Ruri P.