Sumpah Pemuda : Refleksi Nasionalisme Pemuda
Oleh : Wikan Agung
“Beri aku seribu orang tua, niscaya akan kucabut Semeru dari akarnya. Beri aku sepuluh pemuda, niscaya akan kuguncang dunia (Ir. Soekarno)
Begitulah semangat nasionalisme yang digaungkan bapak proklamator kita. Beliau mengatakan bahwa peran sentral pemuda sebagai subjek pembentuk bangsa. Namun Sumpah pemuda bukan saja sebagai ajang seremonial saja tetapi juga bagian dari refleksi untuk mengukur sudah sejauh mana peran pemuda dalam perjuangan demokrasi yang di agung agungkan.
Lantas mengapa pemuda menjadi begitu penting? Sejarah membuktikan bahwa nasionalisme di Indonesia tidak dapat dilepaskan dari perjuangan pemuda. Perjuangan pemuda mengambil tempat yang utama dalam sejarah bangsa Indonesia, bahkan dapat dikatakan bahwa pada hakikatnya sejarah Indonesia adalah sejarah perjuangan mahasiswa/pemuda (Muljana, 1968). Hal ini dibuktikan dengan peristiwa-peristiwa sejarah yang telah dilalui bangsa kita. Di sana selalu ada gerakan mahasiswa yang menjadi kekuatan utama.
Hal ini terlihat sejak masa Kebangkitan Nasional hingga masa Reformasi. Kehadiran pemuda dalam panggung sejarah nasional dipengaruhi oleh karakter intrinsik pemuda itu sendiri. Mereka masih bebas, belum memikul beban keluarga, pikirannya masih bersih, dan cita-citanya tinggi. Dengan sendirinya mereka lebih berani melawan kebobrokan kemasyarakatan ketimbang orang-orang yang sudah tua. Kadang-kadang tindakan pemuda itu asal berani dan kurang perhitungan. Namun, pembawaan yang seperti itu membuat mereka menjadi tenaga revolusioner yang sangat diperlukan dalam masa-masa gawat untuk mendobrak (Muljana, 1968). Para pemuda pelajar dianggap sebagai sebuah motor pergerakan dalam melawan gerakan-gerakan yang kurang sehat dalam masyarakat (Muljana, 1968).
Sangat menarik berbicara tentang sejarah perjuangan bangsa ini. Salah satunya adalah kiprah pemuda, khususnya lagi mahasiswa dalam proses sejarah bangsa tersebut. Sebagaimana karakteristik pemuda yang penuh semangat dan tidak sabar menunggu adanya perubahan, Sejarah Indonesia pada zaman perjuangan kemerdekaan sarat diwarnai oleh aksi-aksi heroik khas anak muda. Yang tidak bisa dilupakan juga bagaimana kiprah mahasiswa beserta berbagai organisasinya yang turut mendorong terjadinya revolusi di negeri ini.
Bung Karno memanglah menaruh optimisme besar kepada kalangan pemuda, beliau dapat mengutarakan pemikiranya sebagai berikut :
- Pemuda adalah aset bangsa.
- Pemuda akan menentukan masa depan Indonesia.
- Di genggaman Pemuda, tongkat estafet pembangunan kini diserahkan.
Setidaknya kita melihat dari kejadian kemarin, bahwa demonstrasi aksi “Reformasi Dikorupsi” besar-besaran dilakukan oleh para mahasiswa di sejumlah wilayah di Indonesia. Secara historis, demonstrasi ini boleh dipandang sebagai demonstrasi terbesar para mahasiswa di seluruh Indonesia pasca-reformasi. Ini menandakan betapa besar pengaruh pemuda khususnya mahasiswa dalam pembentukan demokrasi suatu bangsa. Kita melihat bahwa sebenarnya aksi para mahasiswa itu merupakan representasi dari ketidakpuasan rakyat Indonesia terhadap kinerja demokrasi yang dijalankan pemerintah dan DPR. Pemerintah dan DPR dinilai gagal mengemban amanat rakyat yang telah memilih mereka untuk menyelesaikan sejumlah agenda reformasi. Lebih dari itu, pemerintah bahkan dinilai justru mengebiri reformasi. Reformasi dianggap telah dikorupsi oleh para elite politik yang telah menjadi boneka mainan para oligarki dan korporasi-korporasi nasional dan transnasional.
Referensi:
Muljana, S. 1968. Nasionalisme Sebagai Modal Perdjuangan Bangsa Indonesia. Jakarta: Balai Pustaka.
Sukarno. 2015. Dibawah Bendera Revolusi Jilid I. Jakarta: Yayasan Bung Karno