Pada kesempatan tersebut, para pembicara menekankan pentingnya peran mahasiswa baru dalam mewujudkan cita-cita Generasi Emas Indonesia 2045. Generasi emas bukanlah sesuatu yang tercapai secara otomatis seiring bertambahnya usia bangsa, melainkan hasil dari kerja keras, kedisiplinan, dan konsistensi dalam berkarya. Mahasiswa didorong untuk tidak hanya unggul secara akademik, tetapi juga memiliki karakter yang kuat, rasa tanggung jawab, dan komitmen menjaga persatuan di tengah keberagaman.
Rudi Margono, Jaksa Agung Muda bidang Pengawasan, menekankan pentingnya peran mahasiswa sebagai agen perubahan, tidak hanya dalam konteks akademik tetapi juga dalam kehidupan sosial kemasyarakatan. Ia mendorong mahasiswa untuk tidak hanya fokus pada pencapaian intelektual, tetapi juga memiliki kepedulian terhadap lingkungan sekitar serta menjunjung tinggi nilai-nilai persatuan dan keadilan.
Dalam sesi tanya jawab, Reilaudisa, mahasiswa baru dari Fakultas Teknik, mengajukan pertanyaan mengenai apa yang harus dipertahankan generasi muda dalam menghadapi situasi politik yang bergejolak dan berpotensi meruntuhkan negara, seperti adanya pengibaran bendera merah putih bersama bendera anime One Piece. Menjawab pertanyaan tersebut, Mahfud MD yang merupakan seorang pakar hukum, menyatakan bahwa kita harus memiliki sifat berani, jujur dan tegas seperti bendera merah putih. Beliau menjelaskan tidak ada aturan hukum yang melarang pengibaran bendera One Piece selama tidak diletakkan lebih tinggi dari bendera Merah Putih dan tidak dimaksudkan untuk menggantikannya. Namun ia mengingatkan agar masyarakat tidak salah dalam menafsirkan simbol, dan tetap menjunjung tinggi etika kebangsaan.
Sementara itu, Jusuf Kalla, mantan Wakil Presiden Republik Indonesia, memberikan pandangan yang sama. Beliau menekankan bahwa mahasiswa perlu bersikap kreatif agar memiliki motivasi dan semangat untuk meraih masa depan. Terkait pengibaran bendera One Piece, ia menilai hal tersebut tidak menjadi masalah selama tidak dimaksudkan untuk menggantikan bendera Merah Putih. Menurutnya, tindakan tersebut dapat menjadi bentuk ekspresi kebebasan, namun kebebasan itu harus disertai dengan rasa tanggung jawab. Ia juga mengingatkan bahwa menjadi generasi emas bukan tentang menunggu waktu, melainkan tentang kerja keras, latihan, dan ketekunan yang menghasilkan kualitas unggul.
Hari pertama RAJA Brawijaya 2025 menjadi momentum penting dalam menanamkan kesadaran kebangsaan kepada mahasiswa baru. Universitas Brawijaya berharap kegiatan ini menjadi langkah awal terbentuknya generasi muda yang berintegritas, toleran, dan siap menjaga keutuhan Negara Kesatuan Republik Indonesia.