Malang, CANOPY (11/1) – Setelah 3 semester lebih mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) harus berkuliah secara daring akibat pandemi COVID-19. Akhirnya UB secara resmi menerapkan sistem perkuliahan hybrid yang akan dimulai pada semester genap tahun ajaran 2021/2022. Informasi ini diperjelas dengan terbitnya SE NOMOR 12245/UN10/TU/2021 TENTANG PERKULIAHAN SEMESTER GENAP TAHUN AKADEMIK 2021/2022 pada Senin (3/5/21) lalu.
Pada poin 5 surat edaran tersebut menjelaskan bahwa ketentuan teknis mengenai pembelajaran luring ditetapkan oleh masin-masing fakultas yang kemudian dilaporkan kepada rektor. Fakultas Pertanian (FP) UB belakangan ini tengah mempersiapkan pembelajaran secara hybrid. Hal itu disampaikan Oleh Sujarwo selaku Wakil Dekan 1 Bidang Akademik FP UB.
Beliau menyampaikan bahwa perkuliahan semester depan, FP akan menerapkan sistem hybrid dengan tetap memperhatikan perkembangan kasus COVID-19. Pembelajaran secara blended learning dilakukan dengan kapasitas 50% pada setiap kelasnya. Hal ini berlaku pada semua angkatan. Sedangkan untuk kegiatan praktikum, pihak akademik FP UB masih terus berkoordinasi dengan pihak laboratorium untuk mengupayakan semua mahasiswa dapat melakukan praktikum di laboratorium, dengan begitu mahasiswa dapat memperoleh pengalaman bekerja di laboratorium.
Selanjutnya, pihak akademik terus berupaya menyiapkan teknis pembelajaran secara hybrid. Sujarwo juga menyampaikan bahwa pada awal bulan Januari akan diselengrakan sosialisasi mengenai pembelajaran tatap muka untuk dosen dan mahasiswa FP. Dengan diadakannya sosialisasi, baik dosen ataupun mahasiswa FP sudah siap untuk menjalani aktivitas perkuliahan yang akan dimulai pada pertengah bulan Februari mendatang.
Wacana untuk perkuliahan secara hybrid disambut baik oleh mahasiswa FP UB. Salah satunya Shafasya, mahasiswa Agroekoteknologi angkatan 2019, “Menurut aku ga ada salahnya sih dicoba dulu secara hybrid, karna perkuliahan full online seperti kemarin udah dirasa memang kurang esensinya dan ga efektif dalam kegiatan perkuliahan. Cuma memang harus dijabarkan secara tegas yang dimaksud hybrid itu sistemnya bagaimana, kegiatan tatap muka langsungnya seperti apa. Supaya hal hal buruk yang mungkin terjadi bisa di minimalisir,” ungkapnya saat diwawancarai Awak Canopy via Whatsapp.
Banyaknya kendala yang dialami oleh mahasiswa ketika perkuliahan daring membuat mahasiswa kurang bisa fokus untuk menjalani perkuliahan. Oleh karena itu perkuliahan hybrid menjadi opsi yang baik pada kondisi saat ini. Hal itu disampaikan oleh Fatahillah, mahasiswa Agroekoteknoligi angkatan 2020,
“Jadi kalau dari saya sendiri menanggapinya sebagai hal yang positif ya, karena saya sendiri sebagai Mahasiswa FP memerlukan tatap muka dengan teman-teman, memerlukan praktikum secara offline dengan bertemu langsung dengan aisten praktikumnya ataupun dengan tutor dosennya, karena saya selama 3 semester ini melaksanakan praktikum dan kuliah daring itu merasa kurang maksimal gitu ilmu yang saya dapat terutama di praktikumnya karena saya praktikum mandiri asistennya hanya mengawasi dan tidak mendapatkan arahan secara langsung,” jelasnya saat diwawancarai melalui google meet.
Meskipun demikian, persiapan perkuliahan hybrid harus dilakukan dengan matang untuk menghindari penyebaran virus COVID-19 dan memastikan agar semua mahasiswa dapat terfasilitasi dengan baik saat perkuliahan dilakukan pada 7 Februari mendatang.
Resporter : Rahmanda M. Sukmajati
Editor : Shanti Ruri Pratiwi
Gambar bersumber dari dokumentasi UBTV