Probolinggo, 8 Juli 2025 — Dalam rangka mendukung praktik pertanian yang lebih ramah lingkungan dan berkelanjutan, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengadakan kegiatan pelatihan dan pembuatan pestisida nabati berbahan dasar daun tembakau kering dan bawang putih di Desa Talkandang, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur.
Kegiatan ini dilatarbelakangi oleh permasalahan yang dihadapi para petani lokal, khususnya terkait tingginya ketergantungan terhadap pestisida kimia yang tidak hanya menguras biaya, tetapi juga berdampak negatif terhadap kesehatan petani, konsumen, serta lingkungan.
Melihat potensi tanaman lokal yang melimpah di desa, seperti daun tembakau yang umumnya dijual, mahasiswa KKN FP UB melakukan pemanfaatan tembakau kering sebagai bahan utama pestisida nabati. Kandungan nikotin dalam daun tembakau bersifat racun serangga, seperti ulat dan serangga penghisap. Bahan tersebut kemudian dikombinasikan dengan bawang putih yang mengandung allicin, senyawa aktif yang bersifat antimikroba dan insektisida alami. Serta tambahan Sabun cuci piring digunakan dalam jumlah sedikit sebagai perekat, agar larutan pestisida dapat menempel lebih lama pada permukaan daun tanaman.

Produk Pestisida Nabati dari Daun Tembakau dan Bawang Putih (Sumber: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang)
Proses pembuatan pestisida nabati dilakukan melalui beberapa tahap sederhana yang memungkinkan petani untuk memproduksinya secara mandiri di rumah. Tahapan dimulai dengan mendidihkan satu liter air di dalam panci, kemudian memasukkan 100 gram tembakau kering ke dalam air mendidih tersebut untuk direndam selama 12 hingga 24 jam. Setelah itu, sebanyak lima siung bawang putih dihaluskan menggunakan blender atau cobek, lalu dicampurkan ke dalam rendaman tembakau dan diaduk hingga merata. Campuran tersebut didiamkan selama dua jam sebelum disaring guna memisahkan ampas. Setelah penyaringan, satu sendok makan sabun cuci piring ditambahkan ke dalam larutan, lalu diaduk kembali hingga tercampur rata. Larutan akhir kemudian dikemas dalam botol atau alat penyemprot untuk digunakan sebagai pestisida nabati yang ramah lingkungan.
“Kegiatan ini kami buat sebagai bentuk kontribusi nyata bagi masyarakat desa, khususnya petani, agar dapat mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia. Selain lebih aman, biaya produksinya pun sangat murah karena menggunakan bahan-bahan yang tersedia di sekitar lingkungan mereka,” ujar Natasya Aulia, salah satu anggota tim KKN yang terlibat dalam program ini.
Kegiatan pelatihan ini diikuti oleh belasan petani dari Dusun Talkandang. Para peserta tidak hanya mendengarkan materi teori, tetapi juga dilibatkan secara langsung dalam proses pembuatan pestisida. Antusiasme petani terlihat dari berbagai pertanyaan yang diajukan seputar takaran, efektivitas, dan cara penyimpanan pestisida nabati.

Praktek Pembuatan Pestida Nabati Bersama Petani (Sumber: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang)
Perwakilan dari Balai Penyuluhan Pertanian Kotaanyar, Bapak Muhammad Yahya, S.TP., mengapresiasi kegiatan yang dibuat oleh mahasiswa KKN FP UB. Beliau berharap, kegiatan ini dapat menjadi awal dari upaya peningkatan kesadaran petani terhadap pentingnya pertanian sehat dan berkelanjutan. “Kami menyambut baik inovasi ini. Semoga menjadi inspirasi bagi masyarakat untuk lebih mandiri dan menjaga keseimbangan lingkungan,” ujarnya dalam sambutannya.
Melalui kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap agar keberlanjutan program tidak berhenti setelah masa KKN selesai. Untuk itu, mereka mendorong adanya pembentukan kelompok tani belajar yang dapat terus mengembangkan dan menyebarluaskan teknologi tepat guna yang telah diperkenalkan.
Penulis: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang
Editor: Muhammad Ihza Ezra Saputra
Gambar: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang
Leave a Reply