Malang, Mei 2025 — Menjawab tantangan global terhadap isu lingkungan dan meningkatnya limbah pertanian, Pusat Riset dan Kajian Ilmiah Mahasiswa (PRISMA) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melaksanakan program pengabdian masyarakat bertajuk PRISMA Mengabdi 2025. Program ini menghadirkan solusi inovatif melalui pelatihan pembuatan briket ramah lingkungan dari limbah sekam padi, atau yang dikenal sebagai EcoBriquettes.
Mengusung tema “From Waste to Wealth: Pengembangan Potensi Kreatif dan Karakter Kewirausahaan Masyarakat Desa melalui Pemanfaatan Limbah Pertanian untuk Mencapai Sustainable Living”, kegiatan ini menggandeng 40 ibu-ibu PKK di Desa Purwoasri, Kecamatan Singosari, Kabupaten Malang. Program berlangsung selama tiga minggu berturut-turut di Balai Desa Purwoasri, dimulai pada 20 April dan berakhir pada 4 Mei 2025.
“Kegiatan PRISMA Mengabdi 2025 pada tahun ini berhasil terlaksana dengan baik, berjalan lancar, dan memberikan suasana yang menyenangkan, terutama berkat antusiasme serta semangat para ibu-ibu PKK dalam mempelajari proses pengolahan briket dari limbah sekam padi,” ujar Metha, ketua pelaksana pengabdian masyarakat.
Setiap pekan, peserta dibekali keterampilan berbeda. Minggu pertama difokuskan pada pengenalan energi alternatif dan praktik pembakaran arang dari sekam. Pada minggu kedua, peserta belajar meracik bahan dan membentuk briket. Sesi terakhir diisi dengan pelatihan pengemasan serta strategi pemasaran digital melalui pembuatan akun e-commerce.
Program ini bertujuan untuk memberdayakan masyarakat dengan keterampilan berbasis potensi lokal, sekaligus menciptakan peluang usaha yang berkelanjutan. “Kami ingin masyarakat tidak hanya paham soal lingkungan, tapi juga mampu memanfaatkannya menjadi produk bernilai ekonomi,” ujar Fauzan, selaku pemateri dalam sesi pembukaan materi di Minggu ke dua.
Antusiasme peserta terlihat dari keaktifan mereka dalam berdiskusi dan mencoba praktik secara langsung. Tak hanya itu, ide-ide segar bermunculan sebagai bentuk kepedulian terhadap lingkungan dan keinginan membangun usaha mandiri. Pelatihan ini dirancang untuk mendorong terbentuknya kelompok usaha masyarakat yang mampu memproduksi dan memasarkan briket secara berkelanjutan. Metha menambahkan, “Besar harapan kami, kegiatan ini tidak hanya berhenti sampai di tiga minggu rangkaian saja, namun juga dapat memberikan dampak positif dan berkelanjutan bagi masyarakat Desa Purwoasri.”
Kegiatan ini turut mendukung tujuan pembangunan berkelanjutan (SDGs), khususnya poin “Pekerjaan Layak dan Pertumbuhan Ekonomi” dan “Konsumsi dan Produksi yang Bertanggung Jawab”. Dengan kolaborasi erat antara mahasiswa dan masyarakat, PRISMA berharap program ini dapat menjadi model pengembangan desa yang berwawasan lingkungan sekaligus mandiri secara ekonomi.
Penulis: Dede Ramadhan
Fotografer: Shofa Salila B.
Leave a Reply