Persmacanopy.com

Membangun Pertanian Indonesia

Tanaman Hias Dedaunan Terus Naik Daun

Pandemi COVID-19 sudah berlangsung hampir delapan bulan lamanya, masyarakat mulai terbiasa untuk tetap dirumah.  Mereka mulai menemukan kesenangannya sendiri. Contohnya dari gaya hidup bersepeda yang semakin ramai beberapa bulan terakhir. Hal tersebut juga terlihat di sektor budidaya tanaman hias. Akhir-akhir ini tanaman hias dengan daun berpola tertentu ikut meramaikan linimasa di media sosial. Bukan hanya karena keindahan semata, harga yang ditawarkan pun juga tidak main-main.

Berasal dari famili Araceae, genus Monstera merupakan genus tanaman dengan daun yang cukup menarik akhir-akhir ini. Tanaman dengan genus Monstera ini memiliki bentuk yang lebar dengan pola melebar ataupun membelah, dimana selanjutnya beberapa ahli yang melakukan penelitian menyebutnya sebagai fenestrasi. Pola lubang atau belahan pada daun tersebut terbentuk karena beradaptasi terhadap angin, hujan, dan/atau herbivor. Secara alami, monstera merupakan tumbuhan yang merambat di dekat tanaman tropis, sehingga keberadaannya dapat dibilang umum di hutan hujan basah. Tanaman ini mampu tumbuh hingga  ketinggian 20 meter, dengan menggunakan akar udaranya. Pasar sendiri menunjukkan keminatannya pada beberapa spesiesnya, seperti Monstera delicosa, Monstera andasoni, dan Monstera obliqua. Harga yang harus digelontorkan pun cukup beragam, mulai yang termurah berada di kisaran Rp. 35.000 sampai 50 juta.

Philodendron  merupakan genus dari famili Araceae. Namanya berasal dari bahasa Yunani, yaitu Philo (cinta) dan dendron (pohon), sehingga tidak salah, beberapa orang menjulukinya sebagai pohon untuk menggambarkan rasa cinta. Tanaman ini mulai digemari masyarakat ditengah pandei ini dengan kemampuan beradaptasinya yang cukup baik untuk dibudidayakan di dalam rumah dan toleran terhadap cahaya minim, maupun suhu yang bervariasi. Tanaman itu tumbuh dengan baik di Indonesia dengan kondisi iklimnya yang tropis, dengan temperatur udara berkisar di 18 sampai 24 oC, cahaya sedang 30% – 50%, dan kelembaban udara 50% – 60%. Daya tarik pada daunnya yang bervariasi menjadikan harganya yang cukup fantastis, mulai dari berbentuk hati, lonjong berujung lancip, menjari, dan warnanya yang tidak kalah unik. Terdapat beberapa spesies yang dapat dijumpai di beberapa penyedia tanaman hias yang umum ditemukan di Brazil ini, mulai dari Philodendron bilietiae, Philodendron melanochrysum, dan Philodendron spiritus sancti. Harganya pun cukup beragam, mulai dar Rp. 12.000, sampai 50 juta untuk satu tanaman.

Lebih dahulu terkenal, tanaman bergenus Anthurium masih menjadi pilihan tanaman hias yang populer di kalangan masyarakat. Penyebarannya konon dimulai dari salahsatu negara di Amerika Selatan, yaitu Peru, dan kian menyebar dan beradaptasi dengan baik, mulai dari yang beriklim sub-tropis, hingga daerah tropis, salahsatunya Indonesia. Pada tahun 1984 saja, sudah terdapat beberapa trend yang muncul pada salahsatu tanaman Anthurium ini, yaitu tanaman Kuping Gajah. Umumnya Anthurium memliki daun yang tebal, kaku, serta berwarna hijau dengan bentuk menyerupai hati, meskipun terdapat variasi lain seperti bundar, lonjong, memanjang, dan melancip. Teksturnya pun beragam pula, mulai dari rata, keriput, berlekuk, bergelombang, dan keriting. Tanaman ini mampu beradaptasi dan toleran pada lingkungan baru yang cukup baik, seperti syarat tumbuhnya yang dapat dibudidayakan di ketinggian 0 – 1000 mdpl, lalu kelembaban yang berkisar antara 60 – 80%, suhu optimalnya berada di angka 14 – 28 oC, serta kebutuhan intensitas cahaya dikisaran 25 – 35%, sehingga cocok untuk dibudidayakan di dalam rumah.

Alocasia menjadi salahsatu tanaman hias yang juga berbarengan naik popularitasnya pada pandemi COVID-19 ini. Keberadaanya sudah cukup tersebar, mulai dari daerah subtropis, hingga daerah tropis sekalipun. Setidaknya sudah tercatat 79 spesies asli yang dapat kita temui, mulai dari Alocasia amazonica, Alocasia frydek, Alocasia Black Velvet, dan Alocasia Dragon Silver. Pada tahun ini saja, beberapa praktisi tanaman hias juga menyebutkan tahun 2020 merupakan tahunnya Alocasia. Hal tersebut tidak hanya karena nilai estetikanya yang menjadi bahan buruan masyarakat, tetapi juga karena harganya yang masih tergolong masuk akal. Bentuk daunnya yang indah menjadi preferensi tersendiri bagi masyarakat, mulai dari bulat, hati, kipas, pola keris, hingga menyerupai ikan pari. Tanaman ini sangat cocok untuk dibudidayakan di daerah dengan naungan 50 – 60%. Perawatannya yang mudah juga menjadi alasan tersendiri konsumen untuk mendatangkan tanaman ini di pekarangan rumahnya. Harganya pun beragam, mulai dari Rp. 15.000 sampai Rp. 300.000 .

Aglaonema tidak ingin kalah saing pula dalam ‘kontes kecantikan’ di tengah pandemi ini. Tanaman yang sudah menjadi primadona tersendiri dengan sebutan Sri Rejeki ini memiliki spesies yang cukup beragam, bahkan beberapanya telah memberikan prestasi akan estetikanya. Mulai saja seperti Pride of Sumatera, peraih Juara II kategori Tanaman Hias indoor pada ajang Floridae di Belanda dan Ruby Sunset yang bergelar  Tanaman Baru Favorit di Tropical Plant Industry Exhibition 2007 di Florida, Amerika Serikat. Tanaman ini memiliki variasi daun, seperti motif, warna, bentuk, dan ukurannya. Tidak salah, penjualan tanaman ini didasari atas jumlah daunnya, bahkan pernah satu helai daun mencapai jutaan rupiah, walaupun pada umumnya tanaman ini dapat anda dapatkan dari harga Rp. 25.000. Perawatan yang diterapkannya pun memiliki perlakuan khusus, seperti cahaya yang disarankan untuk dimodifikasi (menggunakan paranet) hingga penerimaannya hanya 10 – 30%, lalu temperatur siang 24 – 29 oC dan pada malam , tempaturnya berkisar 18 – 21 oC, serta kelembaban ideal di 50%.

Keladi atau Caladium, nama umumnya mungkin sudah cukup sering terdengar di telinga masyarakat. Meskipun berasal dari daerah sub-tropis, seperti di Eropa, Caladium memiliki persebaran sampai di daerah tropis, seperti di Indonesia. Setidaknya sudah tercatat terdapat 17 spesies Caladium, dengan spesies umum di Indonesia yang umum dijumpai, seperti Caladium Red Star, Caladium lindenii, Caladium picturatum, dan Caladium Red Jaguar. Tanaman keladi ini umumnya dicirikan dengan bentuk unik bunganya. Tidak hanya bunganya, masyarakat sendiri memiliki preferensi tertentu mengenai ketertarikannya dengan tanaman unik ini, seperti daunnya yang memiliki beragam bentuk, corak, dan warna. Caladium sendiri umumnya mudah dibudidayakan, seperti memungkinnya tumbuh optimal di ketinggian 0 – 1000 mdpl, lalu temperatur udara optimal dikisaran 21 – 31 oC, dan intensitas penerimaan cahaya 50 – 70%. Mereka yang ingin memilikinya pun dipermudah dengan harganya yang tergolong murah dibandingkan genus dari Araceae lainnya, yaitu berkisar Rp. 15.000 sampai Rp. 100.000 saja.

Penulis : M. Farhan Noorwidaad A

Info Grafis : Wikan Agung Nugroho

Editor : Shanti R.P

Leave a Reply

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com