Antusiasme Ibu-Ibu PKK Dusun Sumberbendo dalam Program Pemberdayaan oleh Mahasiswa Agribisnis, Universitas Brawijaya
Kabupaten Malang merupakan salah satu sentra penghasil jeruk keprok. Berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS, 2023), produksi jeruk keprok di Kabupaten Malang meningkat secara signifikan yang awalnya hanya 1.904.593 kuintal pada tahun 2021 kemudian meningkat mencapai 3.288.720 kuintal pada tahun 2022. Namun, potensi besar ini tidak didukung oleh diversifikasi olahan jeruk serta pemasaran yang baik, seperti yang terjadi di Dusun Sumberbendo, Desa Kucur, Kecamatan Dau.
Kepala Dusun Sumberbendo, Jumali, menjelaskan bahwa keterbatasan pengepul menyebabkan harga panen jeruk menjadi rendah, dimana harga terendah yang pernah dicapai adalah Rp 4.000 per kilogram. Melihat potensi dan masalah tersebut, mahasiswa Kelas K, Program Studi Agribisnis, Fakultas Pertanian, Universitas Brawijaya, bersama asisten tutorial dan asisten praktikum mata kuliah Pemberdayaan Masyarakat Dalam Agribisnis (PMDA) membuat sebuah program pemberdayaan untuk membantu masyarakat mengolah jeruk menjadi produk yang selain dapat dinikmati secara pribadi, juga memiliki nilai jual lebih.
Kegiatan pemberdayaan dilaksanakan pada hari Minggu, 9 Juni 2024, pukul 14.00 WIB. Bertempat di aula TPQ Nurul Huda, kegiatan ini dihadiri oleh 14 orang ibu PKK yang berasal dari RT yang berbeda. Acara dimulai dengan sambutan oleh Ketua Pelaksana Program Pemberdayaan, Usamah Shafly Athif, dan asisten praktikum mata kuliah PMDA, Rizqi Ardial Akbar, SP. Kegiatan dilanjutkan dengan penyebaran kuesioner berupa pre-test dan pemberian materi beserta praktik pembuatan puding susu jeruk dan bolu kukus jeruk oleh mahasiswa bersama ibu-ibu PKK.
Praktik memasak dimulai dari membuat adonan puding susu dengan mencampur susu UHT, bubuk agar-agar plain, gula, dan garam sesuai resep ke dalam panci, lalu diaduk hingga merata. Adonan tersebut kemudian dimasak di api sedang hingga mendidih, lalu api dimatikan dan adonan didiamkan selama 5 menit. Sembari menunggu resting, ibu-ibu PKK dibantu para pendamping menyusun jeruk yang sudah dikupas dalam cetakan berbentuk lonjong serta menuang adonan puding susu. Adonan tersebut kemudian disisihkan hingga mengeras untuk dipotong dan disajikan.
“Ini pudingnya enak, Mbak. Hasil pudingnya kaya bunga,” ucap Winarti, salah satu ibu PKK.
Produk olahan kedua yaitu bolu kukus jeruk. Proses pembuatannya dimulai dengan memasukkan putih telur ke dalam wadah lalu menambahkan gula sesuai resep dan mengocoknya hingga adonan berbusa. Ibu-ibu PKK dan para pendamping kemudian menyiapkan dua buah jeruk, memotongnya menjadi dua, lalu memeras air jeruk tersebut dan mencampurkannya dengan satu sachet Nutrisari jeruk “Sweet Orange”. Selanjutnya, ibu-ibu PKK mencampurkan sari jeruk, tepung terigu, dan adonan telur secara bertahap dilanjut dengan menambahkan baking soda, sprite, dan SP ke dalam adonan. Adonan tersebut kemudian dicampur hingga rata menggunakan mixer lalu diresting selama 20 menit agar mengembang. Adonan yang telah mengembang dituang ke dalam cetakan dan dikukus selama sekitar 45 menit hingga bolu matang dan siap disajikan.
Terdapat banyak interaksi antara ibu-ibu PKK dengan mahasiswa, baik berdiskusi tentang resep maupun sekedar bercanda untuk mengisi waktu luang sembari menunggu masakan matang. Selain itu, terdapat pemaparan materi dari mahasiswa mengenai strategi pemasaran 4P (Product, Price, Place, Promotion). Acara dilanjutkan dengan sesi ice breaking dimana ibu-ibu PKK harus menebak merek bahan-bahan serta menyebutkan kegunaannya. Program ditutup dengan dokumentasi bersama serta pengisian kuesioner post-test oleh ibu-ibu PKK yang akan dibandingkan dengan pre-test sebelumnya untuk mengetahui hasil dan evaluasi bagi program pemberdayaan.
Hasil pre-test menunjukkan bahwa seluruh peserta memiliki pengalaman dalam membuat produk olahan jeruk, namun pengetahuan mereka tentang manfaat produk masih terbatas, dan sebagian besar belum mengetahui cara memasarkan produk dengan efektif. Sedangkan pada hasil post-test menunjukkan peningkatan signifikan, dengan seluruh peserta mampu membuat variasi produk baru yaitu puding susu jeruk dan bolu susu jeruk, 13 peserta memahami manfaat pengolahan jeruk, serta hanya satu peserta yang masih belum tahu cara memasarkan produk. Seluruh peserta kini memahami pentingnya branding, mencerminkan peningkatan pengetahuan dan keterampilan mereka.
Penulis: Danendra Reza
Editor: Anggita Dwi