Probolinggo, 3 Juli 2025 – Pengelolaan sampah rumah tangga khususnya sampah anorganik masih menjadi tantangan, seperti yang ada di Desa Talkandang, Kecamatan Kotaanyar, Kabupaten Probolinggo, Jawa Timur. Pengelolaan sampah dilakukan dengan cara pembakaran secara terbuka, tanpa memperdulikan dampak asap yang ditimbulkan terhadap kesehatan dan lingkungan sekitar.
“Kalau masyarakat disini kebanyakan dalam pengelolaan sampah belum maksimal, mayoritas sampah mereka masih dibakar di pekarangan rumah.” Ujar Widi Amrullah Hidayat A.Md., Kep selaku Kepala Desa Talkandang, Selasa (24/6/2025).
Menanggapi permasalahan tersebut, mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya memperkenalkan sebuah inovasi alat pembakaran sampah minim asap bernama TOMAS TALKANDANG (Tong Minim Asap) kepada masyarakat desa.

TOMAS TALKANDANG, Inovasi Alat Pembakaran Sampah Minim Asap (Sumber: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang)
TOMAS merupakan sebuah alat pembakaran sampah berbahan dasar tong bekas yang dirancang dengan berbagai ventilasi udara di beberapa sisi untuk mendukung proses pembakaran sempurna. Ventilasi ini berfungsi sebagai jalur masuknya udara ke dalam tong agar menghasilkan pembakaran secara optimal dan menghasilkan asap yang jumlahnya jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran secara konvensional.
Pengenalan alat inovasi ini dilakukan dengan sosialisasi dan demonstrasi penggunaan TOMAS di Balai Desa Talkandang. Warga diajak menyaksikan proses pembakaran sampah sekaligus membandingkan tingkat asap yang dihasilkan dari pembakaran menggunakan TOMAS dan pembakaran konvensional. Dari percobaan tersebut, didapatkan hasil bahwa asap pembakaran dengan menggunakan TOMAS jauh lebih sedikit dibandingkan dengan pembakaran konvensional meskipun jenis dan jumlah sampah yang digunakan sama.

Perbandingan Asap Hasil Pembakaran Menggunakan TOMAS (kiri) dan Pembakaran Tanpa Menggunakan TOMAS (kanan) dengan Jumlah dan Jenis Sampah yang Sama (Sumber: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang)
Warga terlihat antusias dan aktif bertanya mengenai cara kerja alat ini serta alasan dibalik minimnya asap yang dihasilkan. Beberapa warga bahkan mencoba langsung proses pengoperasian alat selama demonstrasi berlangsung.
Sebagai bentuk implementasi nyata, Tim KKN FP UB membuat tiga buah unit alat TOMAS yang kemudian didistribusikan ke tigas dusun yang ada di Desa Talkandang, yaitu dusun Krajan, Dusun Kanal, dan Dusun Beringin. Masing – masing dusun menerima satu unit TOMAS yang nantinya dapat digunakan secara bergilir oleh warga untuk membakar sampah anorganik dengan cara yang lebih ramah lingkungan.

Penyerahan secara simbolis “TOMAS TALKANDANG” kepada perwakilan Dusun Kanal, Dusun Krajan, dan Dusun Beringin (Sumber: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang)
Melalui inovasi ini tim KKN FP UB berharap TOMAS dapat menjadi solusi jangka Panjang dalam mengurangi dan meminimalisir pencemaran udara akibat pembakaran sampah serta menumbuhkan kesadaran warga dalam pengelolaan sampah yang lebih ramah lingkungan serta bertanggung jawab.
Penulis: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang
Editor: Muhammad Ihza Ezra Saputra
Gambar: Kelompok KKN FP UB Desa Talkandang
Leave a Reply