Dawuhan, 21 Juli 2025 – Isu ketahanan pangan yang semakin naik terus menjadi sorotan global. FAO (Food and Agriculture Organization) menyebutkan bahwa sekitar 673 juta orang yaitu 8,2% dari populasi dunia masih mengalami kelaparan pada tahun 2024. Kondisi tersebut dinilai dapat terus mengalami peningkatan akibat kondisi iklim dan konflik global yang menghambat akses masyarakat terhadap pangan. Ketahanan pangan menjadi salah satu indikator dari kesejahteraan masyarakat dalam suatu negara dimana ketersediaan sumberdaya untuk pangan dan akses untuk mendapatkannya dapat diakses oleh seluruh lapisan masyarakat. Tingkat konsumtif yang terus meningkat berbanding terbalik dengan produksi pangan yang terus menurun. Kondisi tersebut membutuhkan perhatian, penanganan, dan pencegahan serius karena dapat berimbas pada permasalahan lain seperti malnutrisi akibat kerawanan pangan.
Peran generasi muda dalam menghadapi tantangan ketahanan pangan sangat penting. Edukasi sejak dini mengenai pentingnya produksi dan konsumsi menjadi upaya dalam mitigasi kerawanan pangan. “Sosialisasi Pengenalan Pertanian Modern melalui Praktik Media Tanam Hidroponik dalam Membentuk Kesadaran Ketahanan Pangan Sejak Dini” merupakan salah satu program yang dibawakan MMD UB 31 selaras dengan beberapa tujuan dalam Sustainable Development Goals (SDGs) 4 mengenai pendidikan desa berkualitas yang mendorong peningkatan pengetahuan dan keterampilan peserta didik dalam memahami konsep ketahanan pangan serta Sustainable Development Goals (SDGs) 12 tentang konsumsi dan produksi desa sadar lingkungan untuk membentuk perilaku yang bertanggung jawab dalam memanfaatkan sumber daya secara berkelanjutan.
Penerapan kegiatan berdasarkan Sustainable Development Goals (SDGs) yang diambil dilakukan melalui penyampaian materi dan kegiatan praktik hidroponik untuk mengenalkan sistem pertanian modern dengan tujuan menumbuhkan rasa bangga ketika mereka mampu merawat tanaman hingga panen sehingga tercapai peningkatan kesadaran untuk menghargai makanan dan berdampak pada pengurangan aktivitas food waste. Food waste yang merupakan limbah sampah makanan menjadi salah satu penyebab kerentangan terhadap pangan. Data United Nations Environment Programme (UNEP) 2024 menyebutkan bahwa Indonesia menjadi negara dengan tingkat penghasil sampah makanan terbanyak se-Asia Tenggara sebesar 14,73 juta ton per tahun. Selain berdampak pada lingkungan, dari sisi sosial food waste mencerminkan ketimpangan yang menunjukkan kondisi sebagian masyarakat kelebihan makanan hingga membuangnya, sedangkan masih banyak orang lain yang mengalami kelaparan dan kekurangan gizi.
Pelaksanaan sosialisasi dan praktik media tanam hidroponik dilakukan pada Senin, 21 Juli 2025 di ruang kelas 5 MI Miftahul Ulum Dawuhan. Audiens terdiri dari siswa-siswi kelas 5 sejumlah 23 anak. Kegiatan dimulai pukul 07.30 WIB dengan penyampaian materi mengenai food waste yang mengajak siswa mengenal pengertian dan dampak dari food waste hingga ajakan untuk tidak membuang-buang makanan sebagai upaya sederhana dalam mengurangi food waste. Penyampaian materi kedua yaitu mengenai praktik media tanam hidroponik dimulai dengan pengenalan media tanam yang digunakan, dilanjutkan dengan kebutuhan alat dan bahan beserta fungsinya hingga praktik menanam langsung dilakukan oleh siswa-siswi kelas 5 sebagai sasaran program.

Foto siswa-siswi kelas 5 sedang melakukan praktik media tanam hidroponik menggunakan hidroponik kit
Tahap pertama dilakukan dengan menyemai benih di media rockwool. Kemudian, dilanjutkan dengan pengisian air di baki ember. Air yang telah diisikan disuntikkan oleh nutrisi B mix untuk mendukung pertumbuhan tanaman dan menyediakan unsur hara yang dibutuhkan tanaman. Selanjutnya, kain flannel dipasang dibawah net pot sebagai media perambatan akar. Tahap selanjutnya yaitu pemasangan net pot yang didalamnya telah ditaruh bibit hasil semai 7-14 hari setelah tanam, kemudian diletakkan pada lubang kardus yang ditaruh diatas baki air nutrisi.

Hasil akhir penanaman menggunakan media tanam hidroponik kit
Sesi terakhir dilakukan post-test guna melihat seberapa jauh pemahaman peserta setelah mendapatkan materi dan praktik media tanam hidroponik menggunakan hidroponik kit. Hasil post test menunjukkan 100% dari 23 siswa mendapat indikator tinggi dengan rata-rata nilai sebesar 94 menunjukkan tingkat pemahaman siswa yang memuaskan terhadap program yang telah disampaikan. “Programnya bagus untuk dibawakan pada anak-anak, nanti mereka bisa belajar hidroponik yang sebelumnya belum pernah dipelajari” Ujar Bapak Sumarto, selaku kepala sekolah MI Miftahul Ulum.
Melalui program ini, mahasiswa KKN berharap dapat mendorong peningkatan literasi pertanian modern sejak dini, khususnya dalam bidang hidroponik yang ramah lingkungan dan berkelanjutan. Kegiatan ini menjadi sarana edukatif untuk mengenalkan metode bercocok tanam yang aplikatif kepada peserta didik. Program tersebut diharapkan menjadi langkah awal dalam mendukung ketahanan pangan melalui pembentukan pemahaman generasi muda mengenai pertanian modern.
Penulis: Brillliant Putri Aprilia
Editor: Rayya Izana Abqariyya
Gambar: MMD UB 31 Desa Dawuhan











Leave a Reply