Menjadi Mahasiswa Kupu-kupu Tak Seburuk yang Dibayangkan
Dalam dunia kampus, terdapat salah satu istilah menarik yaitu “mahasiswa kupu-kupu”. Dilansir dari Quipper Campus, istilah tersebut merupakan slang atau bahasa gaul yang digunakan untuk mendeskripsikan tipe mahasiswa dengan kegiatan utama kuliah-pulang-kuliah-pulang (kupu-kupu).
Mahasiswa tipe ini cenderung tidak terlalu aktif dalam organisasi, kegiatan kemahasiswaan, atau kegiatan sosial lainnya di kampus. Mahasiswa kupu-kupu terkadang dikaitkan dengan kesan negatif karena mereka dianggap melewatkan banyak kesempatan dan tidak “memanfaatkan” masa kuliah dengan sebaik-baiknya. Akan tetapi, apakah menjadi mahasiswa kupu-kupu memang seburuk itu?
Bila ditelaah lebih lanjut pola kehidupan sebagai mahasiswa kupu-kupu tidak selalu membawa dampak negatif. Terdapat banyak alasan yang menyebabkan seseorang memilih untuk menjalani hidup seperti itu dan tidak semua dari itu dianggap sebagai kekurangan. Dalam beberapa hal, menjadi mahasiswa kupu-kupu malah memberikan sejumlah keuntungan. Salah satu keuntungan yang paling terlihat dari menjadi mahasiswa kupu-kupu adalah memiliki waktu yang banyak untuk fokus pada akademik.
Tak bisa dipungkiri bahwa tujuan utama seseorang untuk kuliah adalah untuk mendapatkan ilmu dan menyelesaikan studi. Mahasiswa yang tidak terlibat dalam organisasi atau kegiatan kampus memiliki waktu lebih banyak untuk mengerjakan tugas dan mendalami materi yang telah diajarkan oleh dosen. Bagi sebagian mahasiswa, kesuksesan akademik merupakan prioritas utama. Mereka merasa bahwa dengan prestasi akademik yang baik mereka akan memiliki modal yang baik untuk bersaing di dunia kerja.
Dalam beberapa kasus, mahasiswa kupu-kupu mampu menyelesaikan masa kuliah lebih cepat daripada mereka yang terlibat aktif dalam organisasi atau acara kampus. Hal ini karena mahasiswa kupu-kupu hanya fokus pada akademik mereka tanpa terganggu oleh hal-hal lain diluar akademik.
Selain berfokus pada urusan akademik, mahasiswa kupu-kupu juga bisa memanfaatkan waktu luang mereka untuk mengembangkan diri diluar kegiatan kampus. Kegiatan-kegiatan tersebut tentunya tidak bisa dilakukan jika mereka tidak memilki waktu yang cukup. Pilihan untuk tidak terlibat dalam kegiatan kampus tidak selalu berarti bahwa mereka tidak produktif. Sebaliknya, mereka mungkin memilih jalur pengembangan diri yang lebih peronal dan sesuai dengan minat dan kebutuhan mereka sendiri.
Mahasiswa kupu-kupu mungkin lebih suka mengkeplorasi hal-hal diluar kampus untuk mempersiapkan diri dengan cara yang berbeda. Tidak sedikit dari mereka yang lebih suka mengikuti kursus online atau sekedar membaca buku yang relevan dengan minat mereka. Menjadi mahasiswa kupu-kupu bukanlah tanda kemalasan, akan tetapi mereka berusaha menemukan cara yang berbeda untuk mencapai tujuan pribadi yang lebih luas.
Aktivitas kampus yang padat diluar perkuliahan seperti mengikuti berbagai organisasi, kepanitiaan, atau komunitas yang ada di kampus menyebabkan mahasiswa rawan mengalami stres dan burnout. Tidak sedikit dari mahasiswa yang merasa kewalahan dengan berbagai tanggung jawab yang harus mereka emban diluar kegiatan akademik. Hal tersebut bisa berdampak pada kesehatan mental mereka yang pada akhirnya bisa mengganggu akademik maupun kualitas hidup secara keseluruhan.
Menjadi mahasiswa kupu-kupu berarti bisa lebih fokus pada kegiatan akademik dan memiliki banyak waktu untuk istirahat serta mampu untuk menjaga keseimbangan hidup. Mahasiswa kupu-kupu tidak terlalu terbebani dengan hal-hal lain diluar akademik sehingga bisa menjalani dunia perkuliahan dengan lebih santai dan tenang sehingga Kesehatan mental mereka bisa lebih terjaga,
Keuntungan lain dari menjadi mahasiswa kupu-kupu adakah belajar mengelola waktu dengan bijak. Bagi mereka yang kuliah sambil bekerja, menjadi mahasiswa kupu-kupu adalah pilihan yang paling realistis. Tidak semua mahasiswa memiliki privilage untuk hanya berfokus pada kegiatan kampus tanpa harus memikirkan tanggung jawab lainnya seperti membantu perekonomian keluarga atau hanya untuk sekedar menabung untuk masa depan.
Mahasiswa yang bekerja paruh waktu sambil kuliah seringkali harus mengorbankan waktu mereka untuk kegiatan di kampus demi menjalankan kedua tangung jawab dengan baik. Dalam situasi seperti itu, memilih fokus pada kuliah tanpa terlibat dengan organisasi kampus bukanlah tanda kurangnya minat dan keaktifan pada kehidupan kampus, akan tetapi sebuah pilihan yang bijaksana untuk menjaga keseimbangan antara studi dan tanggung jawab finansial.
Menjadi mahasiswa kupu-kupu memang sering kali dianggap sebagai sesuatu yang negatif. Namun, jika kita melihat lebih dalam, ada banyak alasan yang sah dan masuk akal untuk memilih hal ini. Memilih menjadi mahasiswa kupu-kupu berarti bisa fokus pada akademik, mengelola waktu dengan bijak, mengurangi stres, serta mengembangkan diri di luar jalur-jalur yang umum ditempuh.
Setiap mahasiswa memiliki jalannya dan pilihan masing-masing dan yang terpenting dari semua itu adalah menjalani masa kuliah dengan cara yang paling sesuai dengan tujuan dan kebutuhan pribadi. Pada akhirnya, yang harus diingat adalah tidak ada formula pasti untuk menjadi mahasiswa yang sukses. Setiap orang memiliki definisi sukses yang berbeda, dan menjadi mahasiswa kupu-kupu bisa saja menjadi salah satu jalan menuju keberhasilan, tergantung pada bagaimana kita memaknai dan menjalani perjalanan itu.
Penulis: Dela Aulia
Editor: Danendra Reza
Sumber Gambar: gettyimages.com