Universitas Brawijaya Berkomitmen Mempertahankan Inklusivitas di Lingkungan Kampus.
Pengenalan Kehidupan Kampus bagi Mahasiswa Baru (PKKMB) Universitas Brawijaya atau yang biasa dikenal dengan sebutan RAJA Brawijaya resmi dilaksanakan pada hari Senin, 12 Agustus 2024 dengan mengusung tema “Membangun Karakter Mulia dan Green Innovation untuk Indonesia Emas 2024”. Sama seperti tahun-tahun sebelumnya, RAJA Brawijaya 2024 tetap berkomitmen untuk melanjutkan program kampus inklusi.
Kampus inklusi adalah kampus yang dapat memastikan setiap mahasiswa/i bisa menghadiri, mengikuti, berpartisipasi, dan berprestasi tanpa adanya diskriminasi yang disebabkan oleh keterbatasan yang dimiliki mahasiswa/i tersebut. Kampus yang inklusif diharapkan dapat memberikan kesempatan yang setara dalam mengembangkan potensi setiap mahasiswa/i. Universitas Brawijaya merupakan salah satu universitas yang telah menjadi wajah kampus inklusi beberapa tahun ke belakang dengan didirikannya Pusat Studi dan Layanan Disabilitas (PSLD) sejak 2012 silam.
Pada tahun ini, Universitas Brawijaya menerima 19 mahasiswa/i penyandang disabilitas dari 32 pendaftar. 15 diantaranya diterima melalui jalur SMPD (Seleksi Mandiri Penyandang Disabilitas) serta 4 lainnya diterima melalui program seleksi nasional reguler. Alasan mereka memilih Universitas Brawijaya sebagai kampus pilihan mereka sebab mereka mengetahui bahwa Universitas Brawijaya merupakan kampus inklusi yang mendukung adanya kesetaraan bagi seluruh mahasiswanya, termasuk bagi mereka penyandang disabilitas.
“Saya memilih Universitas Brawijaya karena Universitas Brawijaya memberikan akses bagi penyandang disabilitas. Saya berharap terdapat fasilitas seperti video dalam bahasa isyarat yang memuat informasi untuk mempermudah teman tuli dalam memperoleh informasi, serta saya berharap bahwa dengan fasilitas tersebut tidak terdapat lagi perundungan terhadap para penyandang disabilitas,” ucap Bagus, salah satu mahasiswa baru penyandang disabilitas dari Fakultas Vokasi.
Kemudian, terdapat perbedaan pada RAJA Brawijaya tahun ini yaitu terkait penugasan PKKMB yang diberikan. Penugasan PKKMB tahun ini mewajibkan para peserta membuat video perkenalan menggunakan bahasa isyarat untuk nama dan asal fakultas. Hal ini diharapkan dapat menjadi bekal bagi peserta PKKMB Universitas Brawijaya agar dapat memahami dasar-dasar bahasa isyarat untuk mempermudah berkomunikasi dan berinteraksi dengan teman-teman penyandang disabilitas sehingga tercipta rasa kebersamaan dan solidaritas di antara seluruh mahasiswa.
Selain itu, panitia PKKMB RAJA Brawijaya tahun ini juga dibekali untuk mempelajari bahasa isyarat seperti yang dituturkan oleh Zaki selaku Ketua Pelaksana RAJA Brawijaya 2024.
“Tidak hanya terkait penugasan, tetapi juga terkait kepanitiaan internal yang inklusif. Oleh karena itu, kewajiban panitia mempelajari bahasa isyarat ini lahir dari teman-teman disabilitas yang ada di Kepanitiaan RAJA Brawijaya yang terdapat di Divisi Acara dan Divisi Humas.”
Prof. Dr. Muchamad Ali Safaat, S.H., M.H. dalam Konferensi Pers RAJA Brawijaya 2024 juga menjelaskan Universitas Brawijaya telah mempersiapkan beberapa hal seperti sarana dan prasarana yang memadai agar para penyandang disabilitas menjadi nyaman selama acara PKKMB berlangsung.
“Sarana prasarana yang telah disiapkan oleh pihak kampus sudah bagus, mereka menyediakan kursi roda serta relawan untuk membantu kami,” tutur Ansori, salah satu mahasiswa baru penyandang disabilitas dari Fakultas MIPA.
Universitas Brawijaya telah dinobatkan menjadi salah satu kampus ramah disabilitas. Sejak tahun 2012, Universitas Brawijaya selalu berusaha untuk meningkatkan sarana prasarana mereka bagi penyandang disabilitas. Para penyandang disabilitas mendapatkan jaminan layanan yang inklusif dari PSLD.
Universitas Brawijaya menyediakan fasilitas yang ramah disabilitas baik fisik maupun nonfisik, program-program yang mendukung inklusi, serta lingkungan yang terbuka dan menghargai perbedaan, sehingga setiap mahasiswa dapat merasa diterima dan mampu berkembang secara maksimal sesuai dengan potensinya masing-masing.
Penulis: Cahyani dan Danisha Laudya
Editor: Danendra Reza