Lelucon Penutup Demokrasi

Lelucon Penutup Demokrasi
Oleh : Wikan Agung Nugroho

Negeriku Lucu
Karena Kebanyakan Pemimpin Semu
Kebanyakan mikirin UU
Jadinya sok Belagu

Segerombolan Monyet bergelantungan di atap Pemerintahan
Menyibak Uang di Gedung Permusyawaratan
Berlagak sok Pahlawan, Namun tercium Bau Kebusukan
Mengumbar Janji Kenikmatan , Yang nantinya Menjadi Kemunafikan

Cicak VS Buaya
Buayanya Kalah diciduk ke Penjara
Yang di dalamnya terdapat Bilik Suara
Suara yang sia-sia tanpa dasar Pancasila

GOLPUTERS TERTAWA
Oleh : Manusia lembah

Waktu menunjukan pukul 19:00 WIB. Mulyo segera merapat ke warkop di pinggir sawah yang disampningnya penuh dengan banner caleg dan capres, dan di seberangnya terdapat bangunan tua bekas peninggalan belanda yang usang. Dari sorot matanya dari kejauhan ia melihat pemuda berkaos hitam kecoklatan dengan tulisan “2019 ganti nasib” yang sedang tertawa terbahak-bahak sambil melihat handphone nya. Mulyo mengira ia sedang melihat video lucu di youtube. Kemudian ia masuk warung kopi dan langsung memesan kopi tubruk taji lereng bromo yang terkenal dengan rasa asamnya. Karena ia penasaran ia menyapa pemuda tersebut sambil makan gorengan yang hangat dengan cabai diatasnya. “ Lagi asik nonton opo to mas?”.

Pemuda tersebut menjawab dengan tertawa kecil sambil melihat Mulyo. “Iya mas, lagi liat kolom kolom komentar para pengamat politik yang saling debat, yang saling caci maki dengan politikus lainya yang mengaku tim sukses pasangan calon hahaha…”.

Deg!!! Mulyo kaget keheranan yang ia kira ternyata salah. Yang ia kira video lucu yang trending di youtube dan viral .  Ternyata memang komedi menurut sudut pandang pemuda itu.

“Lho mas aku ini golput, aku ini gak milih salah satu pemimpin, karena gak ada yang layak untuk dipilih, tapi aku percaya kepada orang yang punya harapan dan usaha, Aku menhidupi diriku dan keluargaku dengan usaha yang tekun. Daripada capek saling caci maki mencari kesalahan salah satu pasangan yaa mbok berdamai, Walaupun aku gak percaya pemimpin setidaknya aku bermanfaat bagi orang lain, mampu menciptakan pekerjaan bagi orang lain, karyawanku juga berdemokrasi dan nyobloss gak golput.” Ujar pemuda itu sambil menyudahi tontonan di ponselnya. Seketika Mulyo tersentak keheranan sambil memikirkan sesuatu.

Kemudian pemuda juga nyeletuk melanjutkan pembicaraanya “…tapi ya gini kalau sedang istirahat gak ngapain ngapain jauh dari kesibukan kerjaanku ya cuma ngopi sambil baca komentar milenial 4.0 ini.”

Mulyo terdiam sejenak, tak menanggapi pemuda itu. Pemuda tersebut cuma tersenyum sambil menghisap sebatang rokok kretek yang asapnya mengepul ke langit-langit warung kopi. Sungguh tamparan keras bagi Mulyo, Ia merasa malu selama ini ia salah satu pemuda kader partai politik yang suka mencaci maki dan mencari celah keburukan salah satu pasangan calon yang akan maju di pemilu. Merasa benar dengan argumennya yang sok bijak dengan memaparkan data-data persuasif.

Sepulang dari warung kopi dipinggir sawah mulyo membuka ponselnya dan membaca komen komen youtube tentang bendera yang sedang naik daun dan viral. Sungguh mulyo tertawa terbahak bahak merasakan apa yang dirasakan lelaki golput tersebut dengan kedamaian hidupnya –yang sebenarnya kaum yang berdemokrasi bisa lebih damai.

manusia yang sering memiliki pertanyaan-pertanyaan
tidak mungkin memiliki sebuah jawapan yang tepat
melainkan keraguan yang tercipta daripada akal”
-S.M. Zakir-

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com