Mahasiswa FP UB Bicara Kuliah Daring
Pendemi Corona mulai meluas, seluruh instansi diminta untuk mawas. Sebagaimana Surat Edaran Rektor No: 3071/UN10/HK.05.4/2020 menetapkan bahwa kegiatan perkuliahan hingga akhir semester genap 2019/2020 dilakukan dengan sistem daring. Sistem kuliah daring ini menjadi hal baru bagi mahasiswa. Lalu bagaimana tanggapan Mahasiswa mengenai sistem kuliah daring? Apakah penerapannya mudah dan mulus seperti yang dibayangkan? Simak tanggapan Mahasiswa/i Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya berikut ini.
“Banyak suka dukanya. Ya kan daripada harus ngulang semester depan jadi kuliah daring menjadi solusi tepat saat keadaan seperti ini. Tetapi tugas yang diberikan lebih banyak daripada kuliah biasanya dan penyampaian materi juga terbatas. Selain itu, jaringan internet yang kurang memadai jadi masalah saat sedang melakukan google meet. Meski kurang efektif, saya jadi bisa mengakses situs pembelajaran daring yang biasanya hanya dimanfaatkan untuk hiburan semata. Biar lebih efektif, dosen bisa membuat video penyampaian materi terlebih dahulu lalu dibagikan atau memberi referensi dan buku yang bisa diakses, sehingga mahasiswa lebih bisa memahami materi.”
Siti Qomariyah
Mahasiswi Agribisnis 2019
“Kuliah daring terkesan memaksakan karena tidak melihat teman-teman yang rumahnya di desa atau sulit jaringan internet. Memang mahasiswa dihimbau untuk tetap di Malang namun tidak ada jaminan rasa aman dalam kondisi ini. Meskipun ada kerjasama dengan telkomsel dan indosat namun terbatas digunakan pada aplikasi tertentu. Selama kuliah daring sangat terbebani, mahasiswa hanya dijejali tugas tanpa ada penjelasan dari dosen maupun asisten praktikum. Suara dosen yang tidak jelas saat kuliah daring sangat mengganggu, apalagi dosen seringkali melebihi batas waktu perkuliahan. Meskipun sudah di rumah namun waktu habis untuk kuliah daring dan mengerjakan tugas. Meski begitu, saya jadi belajar lebih mengatur waktu yang hampir tidak ada untuk bersantai.”
Rizky Anggara
Mahasiswa Agroekoteknologi 2019
“Kuliah daring kurang efektif karena sesi diskusi setelah penyampaian materi terbatas tidak seperti kuliah tatap muka. Materi yang didapatkan pun terbatas karena dosen menjelaskan poin-poin saja. Saya berharap dosen bisa memberikan materi lebih banyak agar mahasiswa bisa paham. Cukup berat mengikuti kuliah daring sampai saat ini karena jaringan internet yang susah di rumah.”
Erlin Friska Agustin
Mahasiswi Agribisnis 2018
“Langkah UB sudah tepat memutuskan kuliah daring di tengah pendemi apalagi sudah ada yang positif dari mahasiswa. Saya lebih suka kuliah daring sebab effort yang dilakukan sedikit, menghemat biaya hidup, dan tidak ada praktikum lapang. Namun pelaksanaan belum maksimal karena banyak dosen yang belum menguasai teknologi terutara dosen-dosen senior. Kendala lain pada komunikasi, mungkin bisa diatasi dengan pemberian tugas secara keseluruhan sehingga ketika kuliah daring bisa dilakukan sesi diskusi. Seperti pada mata kuliah STELA.”
Agung Permana
Mahasiswa Agroekoteknologi 2018
“Pembelajarannya tidak enak, banyak terkendala sinyal apalagi mata kuliah yang susah jadi tidak paham. Dijelaskan di kelas saja masih tidak paham apalagi daring, terus tidak bisa ketemu dengan teman-teman. Dosen dan mahasiswa lebih baik difasilitasi kuota biar tidak terganggu pelaksanaan pembelajaran. Misalnya ganti jam kuliah diusahakan jangan malam hari karena waktunya instirahat.”
Nada Farihah
Mahasiswi Agribisnis 2017
“Antara senang dan tidak. Senang karena banyak waktu luang untuk membaca buku, mengerjakan tugas, dan mengatur waktu. Di sisi lain tidak karena terkendala absensi saat melakukan kelas daring dengan zoom sering terlewat sebab jaringan internet yang tidak stabil. Kendala lain membutuhkan lebih banyak kuota internet ditambah subsidi dari universitas sulit digunakan untuk kelas daring. Penyampaian materi juga sulit dipahami seperti kuliah langsung. Saya berharap ada kejelasan mekanisme perkuliahan sehingga dosen bisa maksimal, jangan sampai ada yang kurang atau melebihi jam perkuliahan.”
Satrya Adimas Eka Putra
Mahasiswa Agroekoteknologi 2017
“Kalau lihat kondisi saat ini kuliah daring cukup efektif. Sistem pembelajarannya saja dikemas lebih baik agar materi dapat tersampaikan dan dipahami mahasiswa. Tantangannya masih mencoba mencari cara belajar efektif buat diri sendiri padahal materi semester ini sebagian besar digunakan untuk bekal skripsi. Untuk tugas sekarang mulai bisa mengatur karena diberi waktu pengerjaan satu minggu.”
Zuhriyah Hasna
Mahasiswi Agribisnis 2017
“Lebih baik kuliah daring untuk kondisi saat ini cuma kurang dapat dipahami ketika penjelasan materi. Mahasiswa terlalu berisik saat kuliah sehingga suara dosen agak terpecah ditambah koneksi internet tidak stabil. Tugas-tugas kuliah harian yang diberikan cukup membebani. Selain kuliah juga melakukan bimbingan skripsi secara daring. Susah banget melakukan konsultasi bahkan saat dihubungi dosen tidak merespon.”
Ferdinan Pratama Putra
Mahasiswa Agribisnis 2016
“Sudah saya prediksi kondisi seperti ini namun kegiatan perkuliahan tetap harus dilaksanakan. Tetapi, pelaksanaannya masih belum efektif karena dosen tidak memberikan materi penuh 100 menit dan terkendala sinyal dan kuota internet. Meski begitu, dosen sudah memberikan yang terbaik dalam perkuliahan, jangan banyak tugas aja. Sistem absensi juga sudah tidak menjadi acuan penilaian jadi sudah bagus menyikapi mahasiswa yang susah signal di daerahnya. Telepas dari semua itu, manfaat sejauh ini paling dirasakan bisa pulang dan berkumpul bersama keluarga.”
Fahmi Abdulloh Khoiri
Mahasiswa Agroekoteknologi 2016
Reporter : Naila Nifda A
Editor : Shanti Ruri P