Bintang Aras di POSTER FP UB 2020 itu Promosi Konyol HMI FP UB

“Masih terlalu banyak mahasiswa yang bermental sok kuasa. Merintih kalau ditekan, tetapi menindas kalau berkuasa. Mementingkan golongan, ormas, teman seideologi dan lain-lain. Setiap tahun datang adik-adik saya dari sekolah menengah. Mereka akan jadi korban-korban baru untuk ditipu oleh tokoh-tokoh mahasiswa semacam tadi.” (Soe Hok Gie)


POSTER FP-UB (Program Orientasi Studi Terpadu) merupakan ajang tahunan yang untuk mewadahi mahasiswa baru (maba) dalam mengetahui seluk beluk kehidupan kampus di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Kegiatan yang harusnya netral (tanpa campur tangan politik) seringkali menjadi ajang promosi golongan-golongan tertentu. Alhasil pengenalan kehidupan kampus bagi maba malah menjadi ajang untuk kepentingan eksistensi golongan tertentu saja.
POSTER FP-UB tahun lalu dapat kita lihat, bahwa Izak Mustaqim selaku Presiden BEM 2019 melakukan tindakan tidak etis dan konyol, mengajak maba melakukan jargon salah satu golongan. Hal tersebut merupakan tindakan kampanye terselubung yang seharusnya tidak dilakukan (Baca: Gelagat Laten Suatu Golongan https://persmacanopy.com/gelagat-laten-suatu-golongan/). Tahun ini kegiatan POSTER FP UB 2020 yang masih tahap persiapan pun disisipi promosi salah satu golongan.

Bintang Aras 60 merupakan nama angkatan yang disematkan untuk maba FP-UB. Said Munirudin dalam bukunya Bintang Arasy menjelaskan bahwa bintang arasy merupakan nama dari bintang pada logo Himpunan Mahasiswa Islam (HMI). Hal ini sudah sangat jelas bahwa adanya kampanye terang terangan oleh salah satu golongan.
Selain itu pemberian nama angkatan tersebut sangatlah tidak ada hubunganya dengan FP dan cenderung mensuperiorkan golongan tertentu.

Jika kita melihat nama angkatan sebelumnya seperti Revolusioner Agraris (POSTER 2017) yang berarti seseorang yang nantinya membawa perubahan dalam bidang agraria khususnya pertanian, Surya Jagaditha (POSTER 2018) dalam bahasa sansekerta berarti sebuah sinar matahari yang membawa kemakmuran, hal ini merepresentasikan tanaman yang membutuhkan sinar matahari untuk kemakmuran sang petani, dan Satya Adhitama (POSTER 2019) berarti jalan penghidupan menuju ketetraman untuk tujuan yang mulia, hal ini dapat direpresentasikan bahwa bercocok tanam adalah usaha untuk menghidupi pangan manusia dengan tujuan yang mulia. Nama-nama angkatan tersebut memiliki makna yang tersirat, berkesinambungan dengan filosofi pertanian dan masyarakat jawa yang mayoritas bekerja sebagai petani.
Padahal sudah sangat jelas pada Permenristekdikti no 5 Tahun 2018 Pasal 3 Ayat 4 yang berbunyi “Organisasi kemahasiswaan tidak melakukan kegiatan politik praktis di Perguruan Tinggi”. Hal tersebut juga ditambahkan pada POLBANGMAWA (Pola Pengembangan Kemahasiswaan) yang diterbitkan oleh Dikti di tahun 2006 BAB IV No. 6 tentang Strategi Pengembangan berbunyi ”Membentuk suasana yang kondusif agar mahasiswa tidak terlibat dalam kegiatan politik praktis sehingga mahasiswa tidak menjadi terkotak-kotak. Hal ini antara lain dengan tidak memberi izin organisasi ekstra-perguruan tinggi maupun organisasi lainnya yang merupakan underbow dari parpol untuk mempunyai eksistensi di wilayah kampus”.

Menurut pandangan saya hal tersebut merupakan bagian dari promosi konyol yang digunakan dengan menghalalkan segala cara untuk mempromosikan golonganya. Beberapa tahun terakhir saya melihat bahwa organisasi mahasiswa ekstra kampus (omek) semakin terkotakkan dan mempersempit fungsi-fungsi kinerjanya. Ketika salah satu kadernya tidak memenangkan event atau agenda politik kampus, tidak menguasai beberapa organisasi intra kampus maka eksistensi mereka terancam. Politik penguasaan tersebut sudah sering terjadi khususnya di lingkungan FP UB. Saya sudah tidak dapat melihat adanya pandangan omek pada era pergerakan tahun 1998. Organisasi Mahasiswa ekstra itu diciptakan untuk tidak sedang berlomba-lomba dan berkuasa di dalam kampus, tetapi berlomba membantu Indonesia lebih sejahtera di semua golongan bukan hanya kepentingan golongan saja.

Di masa sekarang mereka hanya penerus sejarah untuk mengikuti rantai oligarki untuk jabatan kekuasaan yang lebih tinggi. Di masa sekarang saya melihat bahwa kecenderungan omek hanya menjadi batu lompatan untuk menjadi penguasa, menjadikan mahasiswa tak lagi bisa obyektif sebagai kontrol sosial kekuasaan karena sudah dikebiri. Afiliasi organisasi eksternal dengan salah satu partai contohnya, akan menjadikan idealisme dan semangat perjuangan membela rakyat menjadi terelakan. Suara mahasiswa hanya akan masuk dalam arus politik kepentingan interest pihak tertentu.
Mengutip Julien Brenda dalam tulisanya The Treason of Intellectuals (Pengkhianatan Kaum Intelektual) “Para civitas akademika tidak seharusnya terjebak dalam kondisi dimana kegiatan-kegiatan yang meninggikan pertimbangan atas keuntungan-keuntungan sosial atas golonganya sendiri dalam situasi ini disebut dengan politik praktis. Julien Brenda menyimpulkan bahwa cendekiawan dipandang sudah melakukan pengkhianatan bila ia telah terlibat serta mengabdikan diri untuk orientasi dan tujuan dalam kancah politik praktis.

Penulis : Wikan Agung N
Editor : Shanti Ruri P

ilustrator oleh Yuliastuti Yasmin

11 thoughts on “Bintang Aras di POSTER FP UB 2020 itu Promosi Konyol HMI FP UB

  • September 3, 2020 pada 3:11 am
    Permalink

    Entah sampai kapan jalan pengkaderan model ini dipakai oleh mereka. Semoga di tahun depan, 2021, kita terbebas dari segala penanaman nilai terselubung oleh Omek. Semoga Tuhan mendengarkan doa ini….

    Balas
  • September 3, 2020 pada 3:14 am
    Permalink

    Terima kasih bung sudah menuliskan hal ini, saya sudah menentang hal ini sejak lama tetapi saya kalah jumlah dan terbatas dalam penggunaan kata-kata. Hidup mahasiswa!
    Menulis adalah melawan!

    Balas
  • September 3, 2020 pada 4:12 pm
    Permalink

    Berharap lpm canopy tidak digeruduk oleh kader2 yg tersinggung

    Balas
  • September 3, 2020 pada 6:53 pm
    Permalink

    ya ampun udah modern masih pakai cara tradisionalis untuk dapetin anggota aghhh parah..

    Balas
  • September 4, 2020 pada 10:26 am
    Permalink

    Terima kasih Bung! Saya juga menentang hal ini tetapi saya tidak berani menyuarakan karena kalah jumlah dan merasa masih belum layak untuk menulis. Semoga di tahun mendatang kita lebih dapat memikirkan kepentingan bersama dan terbebas dari penanaman nilai-nilai oleh golongan-golongan tertentu.

    Balas
  • September 4, 2020 pada 3:25 pm
    Permalink

    Terimakasih untuk kalian semua 👏👏
    Tetap suarakan demi keadilan dan kebersihan kampus tercinta kita
    Hidup mahasiswa !

    Balas
  • September 4, 2020 pada 3:27 pm
    Permalink

    Keren
    Terimakasih untuk kalian semua 👏👏
    Tetap suarakan demi keadilan dan kebersihan kampus tercinta kita
    Hidup mahasiswa !

    Balas
  • September 5, 2020 pada 3:32 pm
    Permalink

    Nanya dong rek, apa gak ada kemungkinan untuk diganti ini nama angkatannya? Malu loh dilihat sama fakultas/kampus lain bobrok gini sistem kita

    Balas
  • September 11, 2020 pada 9:21 pm
    Permalink

    Saya apresiasi betul tata bahasa redaksi ini yang dapat menyuguhkan sebuah opini yang memiliki sebuah makna. Tapi saya yakin betul arah yang kita hendaki adalah untuk perubahan yang baik dan layanan terbaik untuk menyambut MAHASISWA BARU kita. Mohon betul dukungannya terhadap berjalannya acara PKKMB 2020 ini dengan SEMANGAT BARU sebuah sinergi kampus merdeka untuk para mahasiswa pertanian BARU yang (Beretika, Adaptif, kReatif dan Unggul).

    Mari sambut bersama mereka yang berharap besar terhadap sinergi kita sebagai warga FPUB.
    Tidakkah sapaan hangat judul kolom beritamu akan lebih berharga bagi mereka.

    (pariasa, Dosen SOSEK FP UB)

    Balas
  • September 18, 2020 pada 6:28 am
    Permalink

    Seharusnya tidak ada politik di dalam sebuah instansi pendidikan. Nama adalah doa,apakah nama angkatannya tidak bisa diganti? Karena malu dengan fakultas 2 lain , masa nama angkatan fakultas pertanian berhubungan sm bintang2 gt kan jelas banget adanya unsur politik didalamnya. Berharap nama angkatan ini bisa diganti,jika tidak bisa ya semoga ditahun depan lebih baik dan bisa mengurangi bahkan menghilangkan adanya unsur politik didalamnya

    Balas

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com