Wonomulyo, Poncokusumo (7 Juli 2025) – Siapa sangka jagung manis yang biasanya direbus atau dibakar, sekarang bisa diolah menjadi produk inovasi pangan lokal. Inovasi kreatif ini digalakkan oleh Mahasiswa Kuliah Kerja Nyata (KKN) Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya (FP UB). Bertempat di Dusun Robyong, Desa Wonomulyo, Kecamatan Poncokusumo, Kabupaten Malang. Mahasiswa KKN FP UB Desa Wonomulyo melaksanakan pelatihan pengolahan jagung menjadi produk olahan inovatif berupa brownies jagung kukus atau dikenal dengan nama “Jagbro”. Kegiatan ini bertujuan untuk memberdayakan ibu-ibu Kelompok Wanita Tani (KWT) dan anggota IPPNU Desa Wonomulyo melalui penguatan keterampilan pangan lokal yang bernilai jual. “Jagbro” merupakan inovasi pengolahan jagung manis, salah satu komoditas yang ada di Desa Wonomulyo. Produk ini diolah menjadi kuliner menarik bernilai jual tinggi, tanpa menggunakan oven, dan tanpa bahan pengawet. Brownies dengan tampilan kuning cerah dengan cita rasa manis alami khas jagung menjadi keunikan dari “Jagbro”.
Kegiatan dimulai pukul 15.00 WIB di Aula Masjid Desa Wonomulyo dengan diikuti oleh 15 peserta yang terdiri dari 10 anggota KWT serta 5 dari IPPNU. Pelatihan dibuka dengan sambutan dari Ketua Pelaksana dan perwakilan KWT, dilanjutkan dengan sesi pre-test guna mengetahui pengetahuan awal peserta.
Foto dari peserta ibu-ibu KWT yang sedang melakukan praktik pembuatan brownies jagung kukus “Jagbro” (Foto diambil oleh KKN FP UB Desa Wonomulyo)
Memasuki pukul 16.00 WIB, dilanjutkan dengan sesi utama kegiatan yakni peserta diajak praktik pembuatan brownies jagung kukus. Proses ini dipandu oleh tim demonstrator dari mahasiswa KKN dan melibatkan peserta secara langsung, mulai dari pencampuran adonan, pengukusan, hingga proses finishing berupa pemberian topping keju dan whip cream. Keseluruhan sesi praktek berlangsung selama satu jam penuh dan ditutup dengan sesi dokumentasi serta post-test untuk menilai pemahaman peserta.
Foto hasil pembuatan brownies jagung kukus “Jagbro” yang dibuat oleh peserta dari ibu-ibu KWT (Foto diambil oleh KKN FP UB Desa Wonomulyo)
Para peserta menunjukkan antusiasme tinggi selama proses pelatihan. Mereka aktif bertanya, mencatat resep, hingga secara langsung ikut mengolah adonan menjadi brownies. Brownies jagung kukus kemudian dibagikan kepada peserta, sebagian dinikmati bersama, dan sebagian dibawa pulang.
“Saya senang sekali mbak ada ide baru olahan jagung. Biasanya saya olah menjadi bakwan atau direbus saja. Rasanya enak dan buatnya juga mudah ternyata. Nanti saya mau beli jagung dan coba buat sendiri mbak. Harapannya, produk ini bisa menjadi produk unggulan KWT kami dan bisa dipasarkan di luar desa.” – Bu Siti, Ketua KWT Desa Wonomulyo
Pelatihan ini menjadi bentuk nyata kolaborasi antara mahasiswa dan masyarakat dalam menggali potensi pangan lokal. Dengan adanya kegiatan ini, diharapkan menjadi langkah awal yang membuka peluang usaha baru dan meningkatkan kemandirian ekonomi warga, khususnya ibu-ibu KWT.
Dengan adanya kegiatan ini, mahasiswa KKN berharap agar keterampilan yang telah dibagikan dapat terus dikembangkan oleh masyarakat dan menjadi bagian dari inovasi ekonomi desa. Mahasiswa KKN FP UB berharap pelatihan ini dapat memicu ide-ide baru bagi ibu-ibu KWT dan IPPNU untuk mengolah komoditas jagung manis menjadi peluang usaha dan berkelanjutan, serta menjadi identitas baru dari Desa Wonomulyo sebagai desa pengolah pangan lokal yang kreatif dan mandiri.
Dengan pelatihan ini, “Jagbro” tak sekadar menjadi kudapan, tetapi simbol semangat kolaborasi dan inovasi dari desa. Semoga semangat ini terus tumbuh dan membawa manfaat nyata bagi peningkatan ekonomi dan kreativitas masyarakat Desa Wonomulyo.
Penulis: KKN FP UB Desa Wonomulyo
Editor: Muhammad Ihza Ezra Saputra
Gambar: KKN FP UB Desa Wonomulyo
Leave a Reply