
Foto bersama Tim KKN dan Tim Magang FP UB yang didampingi oleh Prof. Dr. Ir. Aminuddin Afandhi, M.S., serta Kelompok Tani Dusun Dermo
Malang – Dalam upaya mendukung pertanian berkelanjutan, mahasiswa Universitas Brawijaya (UB) yang tergabung dalam program Kuliah Kerja Nyata (KKN) dan Magang 2025 memperkenalkan inovasi galengan sehat berbasis jamur entomopatogen (EPF) kepada petani Dusun Dermo, Desa Mulyoagung, Kecamatan Dau, Kabupaten Malang. Program ini bertujuan untuk mengatasi serangan lalat buah (Bactrocera spp.) yang selama ini menjadi momok bagi petani, sekaligus mengurangi ketergantungan pada pestisida kimia sintetik.
Dusun Dermo dikenal sebagai wilayah penghasil tanaman hortikultura. Namun, serangan lalat buah yang kerap muncul menjelang musim panen menyebabkan kerugian. Penggunaan pestisida kimia yang berlebihan tidak hanya menimbulkan resistensi hama tetapi juga berdampak negatif pada lingkungan dan kesehatan.
“Kami sudah lelah bergantung pada pestisida kimia. Jika ada solusi alami yang efektif, kami sangat terbuka,” ungkap Bapak Prayit, ketua kelompok tani Dusun Dermo.
Berdasarkan permasalahan ini, tim KKN UB bersama mahasiswa magang di bawah bimbingan Prof. Dr. Ir. Aminuddin Afandhi, M.S., mengembangkan galengan sehat berbasis jamur EPF. Jamur Beauveria bassiana dan Metarhizium anisopliae yang diisolasi dari tanah galengan dijadikan sebagai agen hayati pengendali hama alami.
Program ini dilaksanakan dalam tiga tahap utama:
- Isolasi Jamur: Jamur EPF diisolasi dari tanah galengan menggunakan ulat hongkong sebagai media uji.
- Perbanyakan Jamur: Jamur diperbanyak dengan media nasi setengah matang untuk menghasilkan biakan yang siap diaplikasikan.
- Aplikasi di Lapangan: Jamur diaplikasikan pada galengan dan pangkal tanaman melalui media tanam dan semprotan.
Selain itu, tim juga memberikan edukasi kepada petani mengenai cara mengamati gejala infeksi jamur pada hama, teknik penyimpanan kultur jamur, serta pembuatan pestisida hayati mandiri.

Praktik perbanyakan jamur EPF dengan media beras setengah matang Bersama Tim KKN dan Masyarakat Dermo
Kegiatan ini disambut antusias oleh petani setempat. “Ini adalah terobosan yang sangat membantu. Kami berharap bisa mandiri dalam mengelola hama tanpa bahan kimia,” kata Bapak Prayit. Tim magang juga menyiapkan modul panduan sederhana agar petani dapat melanjutkan program ini secara mandiri setelah kegiatan KKN dan Magang berakhir.
Program ini tidak hanya berfokus pada aspek teknis, tetapi juga membangun kesadaran petani akan pentingnya pertanian berkelanjutan. “Kami ingin meninggalkan dampak yang berkelanjutan, meski kami hanya berada di sini selama sebulan,” ujar salah satu anggota tim KKN.
Melalui inovasi ini, mahasiswa UB membuktikan bahwa solusi ekologis sederhana dapat memberikan dampak besar bagi masyarakat. Artikel ini disusun berdasarkan laporan lapangan Tim KKN UB 2025 di Dusun Dermo, dibimbing oleh Prof. Dr. Ir. Aminuddin Afandhi, M.S.
Penanggung Jawab: Muhammad Raihan Fatih Wijaya, Sitah Aisah Rahmah, Yhersi Natalie Panjaitan, dan Wildan Yosandy Pinata
Leave a Reply