Ke Mana Arah Program Kampus Merdeka di Kabinet Merah Putih?
Kampus Merdeka adalah salah satu kebijakan yang dikeluarkan oleh Kemendikbud Ristek dengan pemberian hak kepada Mahasiswa untuk mengambil mata kuliah di luar program studi selama 1 semester dan berkegiatan di luar perguruan tinggi selama 2 semester. Perguruan tinggi diberikan kebebasan untuk menyediakan kegiatan Kampus Merdeka yang sesuai dengan kebutuhan dan minat mahasiswanya.
Terdapat beberapa program yang ditawarkan, seperti Magang dan Studi Independen Bersertifikat (MSIB), Pertukaran Mahasiswa Merdeka (PMM), Kampus Mengajar, Wirausaha Merdeka, Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik, Penelitian dan Riset, serta Proyek Kemanusiaan. Namun, akhir-akhir ini terdapat isu yang menyebutkan bahwa beberapa program tersebut tidak dilanjutkan karena pergantian kabinet tahun 2024. Berikut merupakan opini mahasiswa angkatan 2022 yang sudah atau akan melaksanakan berbagai program Kampus Merdeka.
Steviani Yolanda
1st Young Outstanding Student Faculty of Agriculture
“Peluang utama yang dilihat itu sebenarnya menyesuaikan dengan apa yang dipelajari. Pada program Kampus Merdeka, ada beberapa program disana dan yang paling relate dengan aku adalah riset dan MSIB, selain itu IISMA juga menjadi pertimbangan penting untukku. Ketiga program tersebut merupakan program yang paling bisa aku gapai, dalam artian ingin ku perjuangkan karena dari situ tentunya dapat meningkatkan hardskill maupun softskill.
Pertama dari MBKM Riset, berhubung aku dari Agroekoteknologi, sehingga lebih mendukung ideku mengenai riset dan memperdalam skill untuk riset itu sendiri karena sebagai anak saintek yang tidak jauh dari riset, publikasi jurnal, belajar untuk skripsi, dan lain sebagainya, tentu menjadi peluang yang sangat besar.
Program selanjutnya yaitu MSIB yang tentunya sangat mendukung kita sebagai Agroekoteknologi, yang mana disini kita belajar banyak keterampilan, tidak hanya laboratorium, tetapi juga keterampilan lapang. Dengan adanya MSIB, kita dapat melakukan implementasi dari materi yang telah kita dapat secara langsung di lapang. Selain itu, juga dapat dijadikan simulasi untuk melihat dunia kerja kedepannya yang nanti akan dihadapi tentunya. Adanya magang ini sebenarnya juga menjadi peluang untuk dimasukkan ke dalam CV, istilahnya sebagai track record.
Ketiga adalah IISMA. Banyak sekali pengalaman, dimana kita belajar yang bisa related to agriculture atau lainnya. Nah, dari situ kita bisa belajar secara akademis dan bagaimana kita bisa survive di negara orang, serta bagaimana cara kita mengimplementasikan bahasa inggris dalam kehidupan sehari-hari.
Nah, kemudian, program lain ada PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) dapat membangun skill kita untuk bisa beradaptasi dengan lingkungan baru. Ketiga program tersebut (ditambah dengan PMM) merupakan program kampus merdeka yang cukup menarik untuk saya. Namun, untuk alur pendaftarannya masih cukup membingungkan, mulai dari kita harus mengambil mata kuliah wajib, sehingga apabila mata kuliah wajib tersebut belum terpenuhi, maka belum bisa mendaftar ke program-program tersebut.
Selain itu, ada beberapa dosen yang tidak menyetujui mahasiswa bimbingannya mengikuti MBKM dengan alasan ketertinggalan akademik, kurang mahirnya mahasiswa dalam melakukan riset skripsi, dan lain sebagainya. Terlepas dari semua hal itu, sebenarnya MBKM sangat berpotensi untuk mengembangkan potensi mahasiswanya.
Sejauh ini, belum ada kritik yang bisa saya berikan karena program-program itu sendiri sangat bermanfaat bagi mahasiswa. Sedangkan, untuk saran yang dapat saya berikan yaitu program seperti ini dapat diimplementasikan untuk kedepannya, dalam artian tetap dipertahankan dengan meningkatkan kualitasnya. Nah, mungkin juga dapat menambah program-program lainnya.”
Mahardika Trio
Ketua Umum Permaseta 2024
“Menurut saya Program Kampus Merdeka sejatinya merupakan peluang bagi mahasiswa untuk mengembangkan keterampilan dan menambah pengalaman melalui proses pembelajaran yang dilakukan diluar program studi yang tengah diampu oleh mahasiswa tersebut. Melalui Program Kampus Merdeka ini, mahasiswa dapat mempelajari pengetahuan dan wawasan baru diluar program studi, yang diharapkan mampu menggali dan memperluas potensi yang dimiliki mahasiswa.
Program Kampus Merdeka ini juga memberikan kesempatan bagi mahasiswa untuk mendapatkan pengalaman langsung di lapang melalui kegiatan Kerjasama dengan mitra-mitra kampus. Menurut saya kesempatan untuk berkegiatan langsung dengan mitra-mitra yang dimiliki oleh kampus akan memberikan dampak positif jangka panjang bagi mahasiswa dalam mempersiapkan karir di masa yang akan datang.
Program Kampus Merdeka memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat lebih awal dalam dunia kerja, bahkan sebelum mereka lulus dari perguruan tinggi. Saya yakin para pemangku kebijakan di negeri ini tentunya memiliki tujuan yang baik dalam membuat suatu program yang nantinya akan diberikan kepada masyarakat, dalam kasus ini bagi mahasiswa. Jika memang program tersebut akan digantikan tidak menjadi masalah apabila program baru yang dibuat nantinya dapat mempertahankan keunggulan dan menutupi kekurangan pada program Kampus Merdeka.
Selain itu, saya rasa diperlukan adanya keputusan dan sosialisasi secepat mungkin apabila memang akan ada program pengganti nantinya. Dengan demikian mahasiswa, dosen, dan pihak civitas akademika lainnya dapat segera beradaptasi dan menyesuaikan diri dengan program yang ada, bukanlah hal yang mudah untuk Kembali beradaptasi dengan program baru setiap pergantian pemangku kebijakan. Kampus Merdeka memang memiliki banyak keunggulan dan mampu memberikan kebebasan bagi mahasiswa untuk memperluas pengetahuan dan mengasah keterampilan mereka.
Namun, Program Kampus Merdeka ini dapat menjadi belati bermata dua apabila tidak terdapat batasan pada kebebasan yang diberikan. Dalam memilih pembelajaran diluar program studi seharusnya mahasiswa dibatasi pada mata kuliah yang masih terkait dan relevan dengan bidang studi yang sedang dijalani oleh mahasiswa, sehingga mahasiswa dapat benar-benar mendapatkan pengetahuan dan wawasan baru bukan hanya sekedar memenuhi program yang ada. Selain itu, dalam berkegiatan dengan mitra kampus seringkali mitra-mitra yang ada justru tidak relevan dengan program studi dan bidang keilmuan yang tengah diampu oleh mahasiswa.
Saran yang dapat saya berikan bagi Program Kampus Merdeka adalah pembaharuan regulasi dalam memberikan batasan untuk membantu memberikan arahan bagi mahasiswa untuk memilih mata kuliah diluar program studi yang masih relevan dengan program studi yang tengah diampu. Kemudian diperlukan adanya pemantauan terhadap mitra-mitra yang dimiliki oleh program studi, apakah mitra tersebut relevan dengan program studi tersebut dan layak dijadikan sebagai tempat bagi mahasiswa untuk mengasah keterampilan mereka.”
Laila Rizky Nurhaliza
Mahasiswa Program Studi Agribisnis 2022
“Dari pengalaman ikut Pertukaran Mahasiswa Merdeka, menurut aku program ini ngasih banyak peluang buat ngembangin skill dan pengalaman. Kita bisa belajar di kampus lain yang punya gaya belajar beda, jadi wawasan kita lebih luas dan kita juga belajar beradaptasi di tempat baru. Selain itu, kita ketemu teman-teman dari berbagai daerah, jadi lebih ngerti soal keberagaman budaya, yang pastinya berguna banget buat dunia kerja nanti, apalagi di lingkungan yang multikultural. Jadi, kita nggak cuma dapat teori doang, tapi juga pengalaman langsung yang bikin kita lebih siap hadapi dunia kerja.
Terus kalau ngomongin tentang magang, aku rasa itu juga salah satu bagian penting dari Kampus Merdeka. Magang langsung di perusahaan atau instansi bener-bener ngasih pengalaman yang nggak bisa kita dapat di kelas. Kita bisa ngerasain langsung gimana situasi kerja, belajar soft skills kayak kerja sama tim, komunikasi, dan problem solving. Jadi, kita lulus bukan cuma pegang ijazah, tapi juga udah punya pengalaman yang bisa jadi nilai plus di mata perusahaan. Kalau program ini beneran nggak dilanjutin, sayang banget sih. Program ini udah kasih banyak manfaat buat kita mahasiswa, jadi kita bisa lebih siap buat kerja nanti.
Kalau dari pengalaman PMM ku dan beberapa cerita temen aku yang udah ikut program magang, kita dapat pengalaman langsung di kampus atau tempat kerja lain, bukan cuma belajar di kelas. Tapi kalau memang bakal ada program pengganti, ya semoga programnya tetap fokus buat kasih kita pengalaman nyata dan skill yang bener-bener dibutuhin di dunia kerja. Dari pengalaman ikut program ini, ada beberapa hal yang bisa diperbaiki. Misalnya, administrasi kadang masih ribet, proses antara kampus asal sama kampus tujuan kurang jelas, dan informasi soal programnya juga kurang lengkap.
Saran aku, sistemnya dibuat lebih simpel, terus infonya disampaikan lebih jelas biar mahasiswa gampang ikut dan bisa manfaatin program ini dengan maksimal. Untuk magang juga, mungkin bisa diperbanyak kerjasama dengan perusahaan-perusahaan biar makin banyak kesempatan magang yang sesuai dengan jurusan kita.”
Inggrid
Mahasiswa Program Studi Agroekoteknologi 2022
“Seperti yang kita ketahui bersama, program kampus merdeka merupakan sebuah inisiatif dari Kementrian Pendidikan, Kebudayaan, Riset, dan Teknologi Indonesia yang diluncurkan pada tahun 2020, dimana program ini bertujuan untuk memberikan kebebasan dan fleksibilitas kepada mahasiswa dalam mengejar pendidikan, serta mempersiapkan mahasiswa itu sendiri untuk siap bekerja yang lebih nyata dan dinamis.
Menurut saya, adanya implementasi program sangat memberikan pengalaman nyata bagi para mahasiswa Indonesia, dimana dari pengalaman itu memberikan peluang yang luas bagi mahasiswa, seperti diberi kesempatan untuk melakukan magang di Industri, yang mana program ini memberikan kesempatan mahasiswa terjun langsung di dunia industri sehingga nantinya dapat memberikan keterampilan yang dibutuhkan secara nyata dan membangun koneksi secara profesional sejak dini untuk bekerja.
Dalam program ini, mahasiswa dapat melakukan proyek dan penelitian secara mandiri. Menurut saya, hal tersebut memberikan kesempatan kepada mahasiswa untuk terlibat dalam proyek yang nantinya memungkinkan mahasiswa mengasah keterampilan dan problem solving yang ada, manajemen proyek, dan mengasah kemampuan mahasiswa dalam berpikir kritis.
Menurut saya juga, Program Kampus Merdeka, hasil dari penelitian yang dilakukan dapat dimanfaatkan sebagai inovasi di skripsinya nanti. Kemudian, mahasiswa juga berpeluang untuk belajar di luar program studi. Seperti yang kita ketahui bahwa mahasiswa dapat mengambil mata kuliah lintas disiplin yang memungkinkan mahasiswa memperoleh pemahaman yang lebih interdisipliner. Nah, hal ini tentunya dapat mempersiapkan karir mahasiswa itu sendiri di masa depan yang membutuhkan fleksibilitas dan pemahaman multibidang, seperti itu.
Peluang selanjutnya yaitu mahasiswa dapat terlibat dalam kegiatan sosial, dimana pengalaman belajar di luar kampus, baik dalam bentuk Pertukaran Pelajar, pengajaran di daerah terpencil, maupun kegiatan sosial lainnya, dapat membantu mahasiswa untuk mengembangkan softskill seperti kepemimpinan, adaptabilitas, dan empati antar sesama. Tentunya semua itu penting untuk menunjang kesuksesan di dunia kerja yang kompetitif kedepannya.
Kemudian, terkait program Kampus Merdeka yang tidak dilanjutkan, tentunya sangat disayangkan, namun penting untuk kita sebagai mahasiswa melihat bahwa keberlanjutan program ini tidak hanya bergantung pada pemerintahan saja, tetapi juga manfaat jangka panjang yang telah diakui oleh banyak mahasiswa, dosen, maupun industri itu sendiri.
Program Kampus Merdeka ini sudah memberikan hasil secara nyata dalam mempersempit Gap antara pendidikan dan dunia kerja, dimana mahasiswa mendapatkan pengalaman, tidak hanya secara akademis, tetapi juga pengalaman profesional melalui program ini.
Menurut saya, Program Kampus Merdeka perlu dilanjutkan karena program ini menawarkan pendekatan baru yang lebih sesuai dengan dunia kerja dimasa kini, seperti keterampilan digital, inovasi, dan kemampuan adaptasi perubahan. Seiring bertambahnya zaman, banyak teknologi yang perlu dikembangkan, seperti itu.
Terakhir, meskipun ada perubahan pemerintah, program sejenis tetap dapat dijalankan, mungkin juga dengan penyesuaian dan peningkatan lebih lanjut, seperti kampus, industri, dan mahasiswa, perlu terus berkolaborasi agar prinsip Kampus Merdeka ini dapat terus terimplementasi dan terlibat di dunia nyata, sehingga programnya dapat terus berlanjut meskipun nama maupun format program berubah.
Kritik dan saran yang dapat saya berikan yaitu terkait kritik mengenai koordinasi dan sosialisasi karena masih banyak kampus dan mahasiswa yang belum memahami dan mendapatkan informasi lebih jelas mengenai bagaimana mahasiswa dapat merasakan manfaat program ini secara lebih merata.
Kemudian, kualitas magang dan proyek itu sendiri. Menurut saya, tidak semua proyek dapat memberikan memberikan pengalaman yang sesuai dengan ekspektasi pembelajaran mahasiswa, dimana terdapat kasus magang yang hanya memberikan tugas administratif tanpa tantangan yang dapat dirasakan mahasiswa secara nyata, seperti itu, sehingga menurut saya pribadi, program ini perlu lebih ketat memilih mitra industri.
Terakhir, terkait fleksibilitas implementasi. Ada beberapa kampus yang masih kesulitan untuk menyelaraskan program Kampus Merdeka dengan kurikulum yang ada sehingga hal tersebut menyebabkan kebingungan bagi mahasiswa dalam menyusun rencana studi. Oleh karena itu, saran yang dapat saya berikan yaitu program ini perlu diperluas dan diperdalam mengenai kolaborasi dengan perusahaan yang siap memberikan pengalaman magang yang berkualitas dan relevan dengan bidang studi mahasiswa.
Kemudian, ada baiknya terdapat mekanisme monitoring dan evaluasi yang lebih kuat terhadap program ataupun pertukaran pelajar agar nantinya dapat dipastikan bahwa mahasiswa memperoleh pengalaman yang sesuai dengan tujuan pendidikan yang ditempuh. Terakhir, penting untuk memberikan perhatian khusus bagi mahasiswa di daerah terpencil yang mungkin sulit mengakses program kampus merdeka secara maksimal, baik dukungan teknologi maupun program pengembangan di lokasi yang lebih inklusif.”
Irwansyah
Ketua Umum Dewan Perwakilan Mahasiswa FP 2024
“Menurut saya, banyak peluang yang bisa didapatkan dari program kampus merdeka dalam jenjang karir kedepannya. Peluang paling utama tentunya, kita sebagai mahasiswa bisa meningkatkan kompetensi kita, baik dalam softskill maupun hardskill dalam berbagai bidang, untuk mempersiapkan kita menghadapi perubahan zaman ke depannya.
Contohnya, seperti MSIB ataupun Pertukaran Pelajar. Ketika mengikuti program tersebut, tentunya kita berpeluang untuk melakukan praktik atau belajar langsung di lapangan, dengan para ahli di tempat magang tersebut. Misalkan, saya sebagai anak kehutanan yang magang di Badan Restorasi Gambut dan Mangrove, tentunya saya akan mendapatkan banyak ilmu terkait rehabilitasi lahan dan mangrove langsung di lapangan serta mendapat dampingan oleh para ahli dibidangnya.
Selain itu, peluang mendapatkan relasi semakin besar untuk menunjang karir kedepannya, seperti mendapatkan pekerjaan. Kemudian program selanjutnya yaitu PMM (Pertukaran Mahasiswa Merdeka) yang menjadi salah satu kegiatan menarik bagi saya karena dapat bertemu dengan teman baru dan bertukar ide maupun gagasan, selain itu kegiatan ini juga menimbulkan rasa kekeluargaan antar berbagai kampus, suku, dan budaya yang berbeda, seperti taglinenya yang berbunyi “Bertukar sementara, bermakna selamanya.”
Hal lain yang menarik tentang PMM dari cerita teman saya yaitu modul nusantara, dimana mereka melakukan jelajah kebudayaan tempat mereka melaksanakan PMM. Poin utamanya yaitu dengan mengikuti Program Merdeka Belajar, kita dapat memperoleh relasi, pengalaman, dan ilmu baru yang dapat membantu kesuksesan karir kita ke depannya.
Beredarnya isu bahwa Program Merdeka Belajar tidak dilanjutkan dikarenakan pergantian presiden menurut saya sangat disayangkan, karena program ini memberikan dampak positif bagi mahasiswa. Program ini mampu mendorong peningkatan softskill dan hardskill mahasiswa. Seharusnya, tindakan yang tepat yaitu tetap melanjutkan kurikulum Merdeka Belajar dengan melakukan evaluasi program yang telah dilaksanakan sebelumnya.
Selain itu, dampak transisi Program Merdeka Belajar dan Kurikulum 2013 itu saja banyak menguras tenaga pengajar karena banyaknya penyesuaian seperti membuat metode belajar maupun menyesuaikan dengan kurikulum baru dengan praktik belajar berbeda. Hal ini juga menjadi tantangan bagi pengajar yang berada di daerah terpencil untuk menyesuaikan kurikulum baru tersebut.
Kritik yang saya berikan untuk kampus merdeka, pertama komersialisasi pendidikan, seperti Universitas Brawijaya yang sudah menganut PTN-BH, dimana kebijakan perguruan tinggi diatur oleh kampus itu sendiri. Kedua, kurangnya pendampingan terkait pengimplementasian Kurikulum Merdeka Belajar, sehingga beberapa instansi pendidikan belum mampu merealisasikan program ini, karena kurangnya alat penunjang pendidikan yang memadai, dan sebagainya.
Kemudian, saran yang diberikan terkait kritik, pertama yaitu meniadakan PTN-BH sehingga administrasi, UKT, dan segala macamnya ditentukan oleh menteri pendidikan. Saran kedua, melakukan pendampingan secara rutin dan berkala terkait pengimplementasian kurikulum ini. Pihak Kementerian Pendidikan harus menjamin bahwa implementasi kurikulum ini terealisasi secara holistik, bukan dari kota saja.”
Penulis: Dhiya Shofy
Editor: Danendra Reza
Sumber Gambar: X @/999prima