Lebih dari 7 Milyar Perut

Oleh Fitrotun Nisa

Ada lebih dari 7 milyar perut

Bergerak terus tak mau luput

Walau harus saling menyikut

Urusan sendiri harus dituntut

Dulu mudah kita lihat bintang bertaburan

Kini nafasmu bisa sesak di perkotaan

Malam hari kita bisa jumpa kunang-kunang

Di masamu langit cerah jarang datang

Rimbun dedaunan jadi beton dan bangunan

Dataran es semakin menyedihkan

Hutan tak lagi jadi rumah nyaman

Kita lihat penghuninya sampai turun ke jalan

Tempat kita berpijak mulai terjarah

Tengok sungai dan danau dipenuhi sampah

Udara sudah terasa asing

Lebih dari 7 milyar perut mulai bising

Aku salah, begitupun dengan kau

Kita bersalah karena tak hirau

Hanya terpukau karena gedung pencakar langit

Sadar tak sadar tanah yang dipijak sudah menjerit

Kita sendiri yang memulai

Merasa hidup yang cukup tak pernah usai

Kita melangkah terlampau jauh

Lupa kalau bumi ini rapuh

Jalan yang ditempuh tak lagi bisa diukur mata

Jalan yang ditempuh dengan memeras lara

Mengapa kita begitu buta

Tak pernah kenyang dan terus lupa

Ada lebih dari 7 milyar perut

Yang nuraninya kian menyusut

Mungkin ketika jalan ini buntu

Baru datang sesal dari hati yang membatu

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com