Majalah LPM CANOPY 57
MERABA KETERGANTUNGAN BENIH PANGAN
Benih merupakan kunci dalam memulai budidaya tanaman. Tanpanya, kita tidak akan pernah memulai suatu kegiatan bertani. Penggunaan benih memang tak lepas dari pemilihan jenis benih karena ia bermuara menghasilkan panen yang tinggi.
Petani meluangkan waktunya untuk datang ke toko pertanian untuk membeli benih. Kegiatan seperti ini tidak ditemui sebelum Revolusi Hijau, karena petani hanya menanam benih dari hasil penanaman sebelumnya. Kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan perbenihan dimulai ketika Revolusi Hijau dengan program Panca Usaha Tani-nya. Meskipun kebijakan ini hanya bersinar seumur jagung, namun kebijakan ini berhasil mengubah pola pikir petani yang bersedia menerima teknologi.
Sama halnya dengan efek buruk dari Revolusi Hijau lain seperti penggunaan pupuk kimia dan pestisida sintesis yang berdampak pada lingkungan. Penggunaan benih unggul mempunyai efek samping yaitu ketergantungan petani dalam penggunaan benih. Hal inipun berbuntut panjang terhadap kemandirian pangan. Mulai dari penguasaan plasma nutfah hingga hilangnya keanekaragaman hayati.
Lebih dari satu dekade yang lalu majalah LPM CANOPY telah hadir dalam membahas tema yang sama. Namun karena proses pewujudan kemandirian terhadap benih masih dapat dikategorikan sebagai angan-angan, maka kami hadir untuk mengulasnya lagi dan tentunya lebih dalam.
Selengkapnya dapat anda baca pada tautan ini :
Majalah ini memang masih jauh dari kata bagus. Apalagi majalah edisi sebelumnya terbit enam tahun yang lalu. Butuh kerja keras selama beberapa tahun serta beberapa pergantian pengurus sebelum majalah ini dapat anda baca. Pada akhirnya, kami berterimakasih karena telah meluangkan waktunya untuk membaca karya kami. Semoga tulisan-tulisan yang terdapat dalam majalah ini menjadi refleksi pemikiran dari rutinitas anda.
SALAM BERPIKIR MERDEKA!