FP, P-nya Perlu Air Minum
Air menjadi kebutuhan dasar manusia yang tidak bisa digantikan. Kemudahan akses terhadap air minum adalah hak esensial yang seharusnya dapat dinikmati oleh semua individu. Apalagi, di tengah aktivitas perkuliahan dan praktikum yang padat, ketersediaan air minum yang memadai menjadi hal yang sangat penting bagi mahasiswa di lingkungan universitas. Namun, ironisnya, kebutuhan ini nampaknya belum sepenuhnya terpenuhi di Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya. Padahal, sudah menjadi standar di banyak intitusi pendidikan untuk menyediakan kemudahan akses terhadap air minum bagi para mahasiswanya. Pemasangan keran air minum di berbagai titik strategis di fakultas-fakultas telah menjadi praktik umum. Namun, mengapa hal ini belum diimplementasikan oleh Fakultas Pertanian?
Melihat kondisi di lapangan, terdapat upaya yang dilakukan untuk menyediakan air minum, yaitu dengan memasang dispenser air di area masjid fakultas. Meskipun upaya ini patut diapresiasi, namun keberadaan dispenser air yang hanya berada di area tersebut sangatlah kurang memadai. Hanya beberapa mahasiswa yang sedang berada di sekitar area masjid saja yang dapat menikmatinya, sedangkan kebutuhan akan air minum di ruang kuliah, laboratorium, perpustakaan, dan ruang-ruang umum lainnya juga harus dipertimbangkan. Ketidakmerataan dalam hal pelayanan air minum ini pastinya dapat menimbulkan gangguan konsentrasi dan efisiensi belajar mahasiswa serta memberikan kesan bahwa kesejahteraan mahasiswa tidak menjadi prioritas utama yang akan menurunkan rasa percaya diri dan motivasi anggota akademik dalam perkuliahan.
Selain adanya dispenser air di area masjid fakultas, terdapat pula air mineral dalam kemasan botol plastik diperjualbelikan dalam “boks” kecil di beberapa titik area fakultas yang mudah dijangkau. Upaya ini belum bisa dikatakan membantu dalam pemenuhan akses air minum di beberapa kondisi, seperti dalam hal pembayaran. Seringkali tidak ada uang kembalian dalam kaleng yang sudah disediakan, sehingga memaksa mahasiswa yang akan membelinya harus memiliki uang pas. Terlebih lagi saat memasuki musim pengerjaan LAPBES (Laporan Besar), seringkali stok akan air minum yang diperjualbelikan tidak cukup untuk memenuhi kebutuhan mahasiswa. Alhasil, mahasiswa harus menahan rasa hausnya atau mencari air minum di luar lingkungan Fakultas Pertanian. Hal ini tentunya sangatlah mengganggu dalam pengerjaan LAPBES dan tugas-tugas lainnya yang membutuhkan fokus dan konsentrasi penuh.
Berkaca pada beberapa kondisi tersebut, maka penting bagi pihak manajemen fakultas untuk memperhatikan masalah ini dan mengambil langkah-langkah konkret untuk meningkatkan ketersediaan air minum di area Fakultas Pertanian. Terdapat beberapa alasan mengapa ketersediaan air minum di area Fakultas Pertanian dinilai penting, contohnya adalah untuk mendukung kesehatan dan kesejahteraan seluruh anggota akademik. Dengan adanya air minum yang mudah diakses, mahasiswa akan lebih mampu dalam menjaga kecukupan hidrasi tubuh mereka, yang pada gilirannya akan meningkatkan kinerja akademik dan produktivitasnya.
Salah satu langkah yang dapat diambil adalah dengan memasang keran air minum di berbagai lokasi strategis di dalam gedung perkuliahan dan area studi, seperti apa yang sudah diterapkan oleh fakultas tetangga. Dengan adanya fasilitas ini, dapat dipastikan bahwa mahasiswa bahkan staf memiliki kemudahan dalam mengakses air minum yang cukup saat mereka membutuhkannya. Namun, dalam penerapannya pihak manajemen fakultas juga perlu memastikan bahwa fasilitas air minum yang disediakan di lingkungan fakultas selalu dalam kondisi baik dan bersih. Jika kebersihan dan kualitas air minum sudah terjamin, dapat dipastikan kesehatan mahasiswanya juga akan ikut terjamin.
Selain untuk menjaga kesehatan dan kenyamanan mahasiswa atau bahkan staf, peningkatan ketersediaan air minum di Fakultas Pertanian juga dapat memberikan dampak positif bagi lingkungan. Dengan menyediakan gelas yang dapat diisi ulang di samping keran air minum dirasa lebih ramah lingkungan daripada dengan adanya “boks” yang memperjual belikan air kemasan botol plastik. Adanya gelas ini dapat membantu dalam mengurangi penggunaan botol plastik sekali pakai yang berkontribusi pada masalah polusi sampah plastik yang semakin memburuk. Hal ini pastinya sejalan dengan semangat pembangunan berkelanjutan yang semakin ditekankan oleh berbagai pihak, termasuk intitusi pendidikan seperti Unversitas Brawijaya.
Namun, untuk mewujudkan hal ini dibutuhkan kerjasama dan dukungan dari berbagai pihak, termasuk mahasiswa itu sendiri. Pihak manajemen fakulas dapat mempertimbangkan untuk memasang keran air minum di berbagai lokasi strategis di dalam gedung perkuliahan dan area studi lainnya, serta memastikan perawatan dan kebersihan dari fasilitas tersebut. Sementara itu, mahasiswa dapat aktif dalam mempromosikan kesadaran akan pentingnya hidrasi tubuh dan penggunaan botol air minum yang dapat diisi ulang. Mahasiswa juga bertanggungjawab dalam menjaga kebersihan area sekitar keran air minum.
Berada dalam era di mana kesehatan dan keberlanjutan menjadi fokus utama, langkah kecil seperti meningkatkan ketersediaan air minum di lingkungan institusi pendidikan, khususnya Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya bukanlah hal yang sepele. Langkah ini adalah bentuk investasi dalam kesejahteraan seluruh anggota akademik dan lingkungan sekitar. Dengan memperhatikan kebutuhan dasar seperti air minum, Fakultas Pertanian dapat menciptakan lingkungan akademik yang lebih inklusif dan mendukung bagi seluruh komunitasnya. Pemasangan keran air minum sebagai upaya dalam memberikan kemudahan akses terhadap air minum bukan hanya sekedar upaya memenuhi kebutuhan dasar, akan tetapi juga merupakan wujud komitmen fakultas dalam menciptakan lingkungan akademik yang mendukung bagi seluruh anggotanya.
Saatnya bangun, FP UB butuh air minum!
Penulis: Diah Ayu
Dokumentasi: Danendra Reza
Editor: Danendra Reza