Menumbuhkan Kesadaran Terhadap Stunting Pada Anak Melalui Sosialisasi Pencegahan Stunting Melalui Pengendalian Makanan Bergizi Seimbang Di Desa Sekarputih, Kecamatan Gondang Wetan
Stunting merupakan gangguan pertumbuhan dan perkembangan anak akibat kekurangan gizi kronis dan infeksi berulang yang ditandai dengan panjang atau tinggi badannya berada di bawah standar. Selain faktor kekurangan gizi, stunting juga dapat disebabkan dari faktor ibu hamil itu sendiri yang tidak mampu mencukupi kebutuhan gizinya pada masa kehamilan. Dilansir melalui SIPuDing, diketahui terdapat sekitar 5,583 balita yang mengalami stunting di Kecamatan Gondang Wetan, Kabupaten Pasuruan.
Oleh karena itu, pada hari Minggu (14/07/2024) Tim MMD Universitas Brawijaya dibawah bimbingan Drs. Ach. Agus Dardiri, M.Si. selaku dosen pembimbing lapang mengembangkan program kerja sosialisasi dengan judul “Pencegahan Stunting Melalui Pengendalian Makanan Bergizi Seimbang” untuk Masyarakat Desa Sekarputih. Sosialisasi ini bertujuan untuk memberikan pengetahuan tentang pencegahan dan penanganan masalah stunting di desa tersebut. Desa sekarputih berada di urutan nomor 2, sebagai desa dengan penderita stunting terbanyak se-kecamatan Gondang Wetan.
Program sosialisasi yang diselenggarakan pada hari Minggu (14/07/2024) dihadiri oleh dua kelompok masyarakat yang ada di Desa Sekarputih yaitu kelompok PKK dan kelompok remaja putri IPPNU, serta dihadiri oleh perangkat desa beserta masyarakatnya.
“Saya sebagai perwakilan dari perangkat desa sangat berharap dengan diadakannya sosialisasi terkait stunting ini dapat membantu dalam mengurangi angka stunting yang marak terjadi di Desa Sekarputih. Karena jika di lihat dari data tahun kemarin, Desa Sekarputih tergolong dalam urutan ke-2 dalam desa penderita stunting,” ujar Ibu Alfiatul Jannah, S.Pd sebagai perwakilan perangkat Desa Sekarputih.
“Adapun beberapa penyebab utama dari stunting pada anak seperti tidak mendapatkan ASI esklusif, anak yang memiliki penyakit bawaan, sanitasi kebersihan yang buruk, kesehatan dari sang Ibu, dan faktor sosial ekonomi,” ujar Ibu Astrie Mandhalika, S. Keb. Bdn selaku Bidan di Sekarputih serta pemateri pada acara sosialisasi. Pada sesi berikutnya Ibu Astrie menjelaskan terkait penanganan dalam mencegah terjadinya stunting pada anak seperti:
- Pemberian ASI Eksklusif dalam jangka waktu 6 bulan pertama saat bayi telah lahir dan setelah itu bayi mulai diperkenalkan dengan Makanan Pendamping ASI atau MPASI
- Memberikan MPASI yang harus diperhatikan kandungan lemak, protein, karbohidrat, mineral serta vitamin yang cukup bagi kebutuhan sang bayi.
- Pemberian suplemen dan vitamin yang mengandung zat besi, vitamin A dan zinc.
- Memperhatikan pola hidup saat masa kehamilan dan pemberian vitamin, yaitu dengan memperhatikan makanan yang di konsumsi oleh sang Ibu.
- Imunisasi Rutin, dimana dalam proses pertumbuhan dan perkembangan seorang bayi, dari janin hingga lahir dan tumbuh perlu adanya imunisasi yang lengkap.
- Pemeriksaan Kesehatan yang dilakukan secara rutin, dengan tujuan untuk melihat dan monitoring perkembangan dan pertumbuhan anak.
- Pendidikan Gizi yang didukung oleh Masyarakat melalui posyandu guna membantu dalam mengurangi kenaikan angka stunting dan membantu dalam mengontrol dalam peningkatan gizi anak serta ibu hamil.
“Alhamdulillah ya, mbak. Di sini Ibu-ibu PKK, mbak-mbak IPPNU, dan masyarakat lainnya jadi dapat ilmu baru. Semoga ilmu yang di dapat hari ini bisa di gunakan dan di implementasikan seterusnya. Amiin,” ujar Ibu Nurul sebagai Ketua PKK Desa Sekarputih.
Tim MMD Kelompok 31 Universitas Brawijaya berharap dengan melalui program kerja sosialisasi “Pencegahan Stunting Melalui Pengendalian Makanan Bergizi Seimbang” dapat dipraktikkan oleh masyarakat Desa Sekarputih secara berkelanjutan dan dapat membantu dalam mengurangi angka stunting pada anak di Desa Sekarputih.
Penulis: Tim MMD Kelompok 31 Universitas Brawijaya
Editor : Cahyani