Poros Maritim Indonesia di Raja Brawijaya 2018
Malang – Canopy. Terdengar suara riuh dari dalam gedung Samantha Krida atau yang disebut sebagai gedung Sakri saat Menteri Perikanan dan Kelautan Indonesia, Dr. (HC) Susi Pudjiastuti memasuki gedung yang didampingi oleh rektor Universitas Brawijaya (UB) 2018, Prof. Dr. Ir. Nuhfil Hanani AR., MS. beserta jajarannya. Mahasiswa menyambut antusias dan memberi tepuk tangan sehingga seisi gedung dipenuhi sorak dan semangat dari mahasiswa baru.
Presiden Eksekutif Mahasiswa (EM) UB, Muhammad Nur Fauzan mengatakan bahwasanya Ibu Susi diundang secara khusus oleh pihak rektor dan panitia Raja Brawijaya 2018 dengan rundown acara yaitu kuliah umum yang diisi oleh Menteri Perikanan dan Kelautan pada hari Selasa (14/8). Acara dibuka dengan sambutan dari rektor UB yang mengenalkan profil dan prestasi UB yang telah diraih hingga saat ini seperti 6 kali mengikuti PIMNAS (Pekan Ilmiah Mahasiswa Nasional) dan berhasil menyabet juara 3 kali berturut-turut.
Ditengah sambutan tersebut, terdapat kejadian lucu yang mengundang gelak tawa karena Rektor salah menyebutkan jumlah lantai di gedung FPIK (Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan) yang kemudian dikoreksi oleh seluruh mahasiswa baru. Selain itu, Rektor juga memberikan pernyataan lucu berupa permintaan agar kapal asing diberikan kepada pihak UB daripada diledakkan di laut. Acara kemudian dilanjutkan dengan sambutan dan pemaparan kuliah umum dari Menteri Perikanan dan Kelautan.
Materi yang disampaikan bertema pengoptimalan potensi maritim di Indonesia. Kunjungan Menteri Susi ke UB ini sebenarnya merupakan kunjungan ketiga setelah maraton memberikan materi ke Universitas Diponegoro (UNDIP) dan Universitas Indonesia (UI). Di depan podium dengan ditonton sekitar 500 lebih mahasiswa baru (maba), beliau menyinggung mengenai stereotip yang lebih terfokuskan pada agrikultur atau agribisnis. Menteri Susi juga menambahkan kutipan dari Presiden Jokowi yaitu “Terpunggungi Laut” atas keadaan maritim sebelumnya yang terlupakan.
Beliau bercerita bahwa sumber daya maritim Indonesia memiliki potensi yang lebih besar karena lautan yang dimiliki oleh Indonesia sebesar 71%. Diceritakan pula mengenai Deklarasi Juanda yang berisikan bahwa lautan Indonesia tidak lagi sebagai pemisah pulau-pulau melainkan menjadi penyatu seluruh nusantara yaitu Indonesia.
Fakta menarik dicetuskan oleh Menteri Susi bahwa dari Agustus tahun lalu hingga saat ini telah ditenggelamkannya 383 kapal asing di perairan Indonesia yang awalnya disebut sebagai kapal pencuri ikan kini menjadi rumah bagi ikan di lautan Indonesia. Keadaan maritim di Indonesia sudah mulai berubah. Pada awalnya perairan sering disusupi oleh pihak asing, kini seluruhnya telah berprinsip nasionalisasi penuh pada bidang perikanan tangkap yang artinya bahwa syarat menangkap ikan di perairan Indonesia adalah harus berwarganegaraan Indonesia, nelayan Indonesia, dan kapal milik Indonesia.
Kondisi demografi Indonesia yang saat ini menghadapi surplus memaksa para stakeholder untuk merespon aktif dan bersiap menghadapi tantangan melalui persiapan tenaga kerja yang kompeten agar tidak terjadi kekacauan di lini ekonomi Indonesia. Persiapan ini juga diharapkan menjadi jawaban atas tantangan menuju revolusi industri 4.0. Pada akhir cerita, beliau juga berharap bahwa suatu saat Indonesia berhasil mewujudkan visi sebagai poros maritim dunia dan mendominasi Asia Tenggara di bidang ekonomi.
Reporter: Amir Fadh
Fotografer: Aisyah Rizki Harahap