Tiga Kelompok Massa Aksi dalam peringatan Mayday Malang
Malang – Canopy. Awal bulan Mei selalu diwarnai dengan aksi dalam memperingati hari buruh internasional atau yang biasa dikenal dengan Mayday. Kegiatan aksi diawali dengan long march dari alun-alun kota Malang sampai ke Balai Kota pada tanggal 1 Mei 2018. Seruan aksi kali ini agak berbeda dengan tahun sebelumnya karena massa aksi terbagi menjadi tiga kelompok.
Kelompok pertama berasal dari Aliansi Rakyat Malang Bersatu. Aliansi ini berasal dari Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah, SMART, AMP dan BEM FT UMM. Tema tuntutan yang diajukan dalam aksi kali ini adalah “Wujudkan kesejahteraan kaum buruh dan berikan akses ruang demokrasi bagi rakyat sepenuhnya”. Rinda, selaku humas aksi mengatakan bahwa massa berjumlah tujuh puluh orang dan tuntutan utamanya meminta agar memberikan hak normatif buruh. Massa aksi pertama ini memilih menyuarakan tuntutannya di Alun-Alun Kota Malang. “Sengaja kami tidak melakukan aksi di kantor pemerintah toh juga libur. Jadi kami mengadakan aksi disini (Alun-Alun –red) untuk memberitahukan masyarakat umum mengenai problematika buruh,” tutur Agus.
Kemudian kelompok aksi kedua datang dan dilakukan negosiasi antar kedua belah pihak dengan pihak kepolisian sehingga kedua kelompok massa tersebut bergabung dan memusatkan aksinya di Balai Kota. Kelompok kedua datang dari Aliansi Rakyat Malang. Kelompok tersebut berasal dari Front Perjuangan Rakyat bergabung dengan MCW, HMI, KAMMI, UAPM INOVASI, LPM Siar, GMNI, LBH Malang, Aji Malang, Kristen Hijau, LMND Malang, AMP Malang dan organisasi masyarakat lainnya. Aksi yang dilakukan kelompok kedua ini melawan kebijakan dan tindasan fasis rezim Jokowi-JK. Kelompok ini mengemukakan bahwa Jokowi-JK merupakan boneka imperialis Amerika Serikat. Ada delapan tuntutan yang diajukan diantaranya wujudkan kesejahteraan buruh dan wujudkan situasi lingkungan kerja ramah perempuan dan penyandang disabilitas. Selain tuntutan yang ditujukan untuk buruh, Aliansi Rakyat Malang juga memberikan tuntutan yang berhubungan dengan masyarakat umum seperti wujudkan pendidikan murah, jaminan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia, dan tolak agresi militer dalam ranah sipil, intervensi imperialis Amerika Serikat dan sekutunya.
Kelompok ketiga yang memusatkan aksinya di depan gedung Dewan Perwakilan Rakyat Daerah (DPRD) berasal dari FPBI, BEM FH UB, dan FORMA-PK FH UB. Kelompok ini sudah berada disana sebelum kelompok pertama dan kedua datang.. Selain berorasi, kegiatan aksi diramaikan dengan penampilan puisi dan teatrikal.
Sebagian besar massa aksi berasal dari kalangan mahasiswa, organisasi, dan aliansi sehingga massa tidak didominasi dari kalangan buruh. Tuntutan yang dilakukan tidak begitu berbeda dengan tahun sebelumnya. Hal yang menjadi perhatian pada aksi kali ini bahwa mahasiswa masih peduli terhadap nasib para buruh namun sangat disayangkan aksi kali terbagi menjadi tiga kelompok sehingga tuntutan yang disuarakan menjadi terpecah.
Reporter dan fotografer: Wisnu Wardhana
Editor : Naila Nifda