Dialog Forum 2045 Sebagai Wadah Diskusi Mewujudkan Kedaulatan Pangan Nasional

Malang-Canopy (10/4) BEM Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya mengadakan Seminar Nasional di gedung Widyaloka, Universitas Brawijaya. Kegiatan seminar tersebut membahas tentang Kedaulatan Pangan dengan Tema “Dialog Kedaulatan Pangan dalam Menyongsong Indonesia Emas 2045“ Dalam kesempatan tersebut, dihadiri oleh berbagai tamu undangan diantaranya Dekan Fakultas Pertanian Universitas Jember, yaitu Prof. Dr. Ir. Soetrisno, MP. Guru Besar Fakultas Peternakan UGM, yaitu Prof. Dr. Ir. Ali Agus DAA., DEA. dan CO Founder Strategic Policy Institute, yaitu Dr. Amin Subekti.

Pada kesempatan kali ini para pemateri menekankan bahwa dengan adanya forum 2045 kali ini untuk meningkatkan kedaulatan pangan Indonesia. Hal ini menindaklanjuti adanya isu pada tahun 2025  akan mengalami krisis pangan. Maka mengadakan dialog tentang kedaulatan pangan pada hari Senin, 10 April 2023 ini.

Forum 2045 pada kali ini menekankan bahwa desa yang sejahtera menjadi kunci dari kedaulatan bangsa. Dalam melakukan peningkatan kedaulatan pangan dengan sungguh-sungguh karena hal itu menjadi sangat penting. “Sungguh – sungguh juga belum tentu berhasil apalagi kalau tidak sungguh – sungguh maka dari itu pada dasarnya harus bersungguh – sungguh dalam menjadikan kedaulatan pangan bagi indonesia harus serius untuk menciptakan makanan yang Halalan thayyiban” tutur Prof. Dr. Ir. Ali Agus DAA., DEA.

Prof. Dr. Ir. Ali Agus DAA., DEA. juga menuturkan terdapat 5 gerakan atau panca krida dalam menciptakan kedaulatan pangan yang stabil. Pertama adanya  komitmen politik dan sinergitas yang berpihak dalam kepentingan dan kesejahteraan masyarakat, contohnya pada saat panen raya. Pada musim panen raya, kita melakukan kegiatan impor sebelum panen raya agar harga komoditas pertanian tidak mengalami penurunan. Kedua melakukan optimalisasi pemanfaatan sumberdaya lahan untuk produksi pangan. terutama pada lahan lahan tidur. Ketiga pemandirian proses produksi pangan, yaitu kuncinya ada dua bibit dan pupuk. Keempat adanya pembudayaan pola konsumsi pangan nusantara. Terakhir penguatan kelembagaan dan jaringan pangan.

Ketika membicarakan tentang ketahanan pangan, beliau membuka pembicaraan dengan mengungkapkan tentang problematika di pasar di mana perusahaan-perusahaan menguasai penentuan harga jual hasil panen petani di Indonesia sehingga petani sulit menetapkan harga dasar. Selain itu, sudahkah petani di Indonesia menjaga kesatabilan unsur hara yang ada di dalam tanah, khususnya C-Organik? Secara umum, mayoritas nilai C-Organik di daerah Indonesia hanya mencapai 2%, yang tentunya kurang karena nilai minimal yang dibutuhkan untuk pertumbuhan tanaman adalah 4-5%. Jika kita mengibaratkan unsur hara sebagai pondasi, maka tidak mungkin bangunan di atasnya dapat berdiri dengan tegak jika pondasinya tidak kuat. Hal ini menjadi kendala bagaimana dapat mewujudkan kemandirian pangan terlebih mengarah pada kedaulatan pangan.

Perlu di ketahui, bahwa ketahanan pangan dan kedaulatan pangan dalah dua hal yang saling berkorelasi. Ketahanan pengan menjadi syarat mutlak terwujudnya kedaulatan pangan. Konsep ketahanan pangan memiliki empat pilar, yaitu kemandirian pangan, cadangan pangan, diversifikasi pangan, serta percepatan dan penanggulangan ancaman pangan.

Berdasarkan data, posisi ketahanan pangan Indonesia sejak tahun 2018-2021 perlu pembenahan-pembenahan, karena pada masa tersebut adalah masa wabah Covid-19. “Tingkat konsumsi beras sangat tinggi, tetapi konsumsi bahan makanan lain tergolong rendah”, tutur Pak Soetrisno.

Jawa Timur sebagai lumbung padi nasional menjadi contoh dalam materi yang disampaikan oleh Pak Soetrisno. Ternyata, berdasarkan laporan dari Gubernur Jawa Timur, pada komposisi untuk produksi pangan memberikan sumbangan terbesar bagi nasional, namun belum mencapai peringkat lima teratas untuk ketahanan pangan antar provinsi. Hal ini sebabkan karena Jawa Timur berorientasi pada produksi, masyarakatnya yang banyak, serta desa-desa yang tertinggal.

Berdasarkan peta yang dipaparkan oleh Pak Soetrisno, untuk menuju kedaulatan pangan, yang perlu diperhatikan adalah ketahanan pangan harus menjadi syarat mutlak, swasembada pangan, kemandirian pangan, baru dapat tercapai kedaulatan pangan. “Seluruh tahapan harus dilaksanakan secara sungguh-sungguh, agar apa yang diharapkan yaitu di tahun 2045 Indonesia menjadi lumbung pangan internasional dapat terwujud”, pungkas Beliau.

Berbeda dengan pemateri lain, Prof Amin menyampaikan isu pertanian lain, yaitu kelembagaan. Tata kelola pertanian bisa di terapkan secara sektoral yang disesuaikan dengan ekosistem industry pertanian. Terakhir ditutup dengan, “Food Security dari sejarah membuktikan adalah sumber dari keunggulan suatu bangsa, sehingga dapat diharapkan hal ini menjadi sumber keunggulan bangsa Indonesia dan itu ada ditangan generasi muda penerus bangsa.”

Penulis: Puguh Prastiyo Hutomo

Editor: Diandra Putri

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com