FP UB: Lahan Parkir Krisis, Mahasiswa Meringis

Sebagai bagian integral dari Universitas Brawijaya, Fakultas Pertanian menjadi daya tarik bagi banyak mahasiswa yang ingin mendalami ilmu dan keterampilan di berbagai bidang pertanian yang luas. Namun, pertumbuhan jumlah mahasiswa yang semakin tinggi di Fakultas Pertanian tidak diiringi oleh peningkatan fasilitas parkir yang memadai. Seiring berjalannya waktu, masalah keterbatasan tempat parkir semakin meruncing, menciptakan ketidaknyamanan bagi mahasiswa dan menimbulkan dampak negatif dalam berbagai aspek kehidupan kampus.

Salah satu mahasiswa Fakultas Pertanian mengungkapkan bahwa untuk mencari tempat parkir saja dapat memakan waktu yang cukup lama hingga menyebabkan mereka terlambat masuk ke kelas. Di tambah lagi jarak tempuh dengan jalan kaki antara lahan parkir dan ruang kelas yang cukup jauh, tentu saja menjadi tambahan kesulitan. Bayangkan saja, berapa banyak waktu yang terbuang hanya untuk aktivitas mencari parkir dan berjalan kaki? Meskipun bisa dianggap sebagai olahraga, tetapi bagaimana jika cuaca sedang buruk seperti hujan deras? Keterlambatan ini tidak hanya merugikan para mahasiswa itu sendiri, tetapi juga berdampak pada proses pembelajaran karena beberapa dosen mungkin tidak dapat mentolerir keterlambatan dan memutuskan untuk tidak memperbolehkan mahasiswa tersebut masuk kelas sehingga mahasiswa tersebut akan tertinggal dalam pembelajaran.

Disamping itu, biaya UKT dan uang gedung yang tidak sedikit membuat mahasiswa merasa bahwa fasilitas yang disediakan oleh Fakultas Pertanian tidak sepadan dan kurang memadai. Terlebih lagi, masalah penggunaan sebagian lahan di sebelah Gedung Sentral yang dulunya merupakan tempat parkir, namun kini telah diubah menjadi taman rumput, semakin menambah beban para civitas akademik dalam mencari tempat parkir yang memadai. Sebagai hasilnya, para mahasiswa terpaksa harus memindahkan lokasi parkir mereka ke tempat lain dan tentu saja bukanlah hal yang ideal.

Meskipun telah ada usaha untuk menyediakan lahan parkir baru, namun pada jam-jam sibuk, lokasi parkir yang berada di pinggir jalan terkadang mengganggu lalu lintas di sekitar fakultas. Banyaknya kendaraan yang diparkir dan kurangnya ketertiban seringkali mengganggu arus lalu lintas. Bahkan tempat yang dikhususkan untuk karyawan dan dosen seringkali ditempati olch kendaraan mahasiswa, karena lahan yang tersedia tidak cukup untuk menampung kendaraan yang ada. Begitu juga di parkiran depan Kopi Tani yang sangat padat dipenuhi kendaraan, kemudian menjalar hingga jalan yang harusnya dapat dilewati oleh pejalan kaki serta jalan keluarnya kendaraan bermotor juga menjadi tempat parkir kendaraan.

Tak jarang terlihat beberapa mahasiswa terpaksa memarkirkan motor mereka hingga berhimpitan di area parkir yang terbatas. Keterbatasan ruang parkir yang tersedia sering kali mengakibatkan motor-motor terpaksa diparkir dengan jarak yang sangat rapat. Akibatnya, dalam situasi seperti ini, motor-motor tersebut rentan tergores atau tergesek satu sama lain sehingga menyebabkan kerusakan dan lecet pada bagian body atau cat kendaraan. Kondisi parkir yang sempit dan padat juga menambah risiko terjadinya benturan antar kendaraan saat memasukkan atau mengeluarkan motor dari tempat parkir. Hal ini tentu saja menjadi kekhawatiran bagi mahasiswa yang peduli terhadap kondisi kendaraan mereka, karena kerusakan tersebut tidak hanya mengganggu secara estetika, tetapi juga dapat menimbulkan biaya perbaikan yang tidak diinginkan.

Permasalahan keterbatasan lahan parkir ini telah menjadi masalah yang tak kunjung terselesaikan sejak lama. Meskipun pihak fakultas memiliki tanggung jawab untuk memastikan pemenuhan hak-hak bagi para mahasiswanya, namun hingga saat ini belum ada solusi konkret yang ditemukan untuk mengatasi masalah ini. Penting untuk diingat bahwa tempat parkir juga merupakan hak yang seharusnya terpenuhi bagi setiap mahasiswa, dan sebagai lembaga pendidikan, pihak kampus memiliki kewajiban moral dan praktis untuk memastikan bahwa hak- hak tersebut tidak hanya diakui, tetapi juga dipenuhi dengan baik.

Sudah saatnya Fakultas Pertanian merancang sistem parkir baru yang mampu mengakomodasi dan mengelola kendaraan bermotor yang semakin bertambah jumlahnya. Larangan bagi mahasiswa baru untuk membawa kendaraan ke kampus dianggap tidaklah cukup untuk menyelesaikan masalah ini secara menyeluruh. Dibutuhkan solusi yang lebih cerdas dan tepat guna untuk menangani tantangan lahan parkir ini. Tidak hanya harus melibatkan peran birokrasi universitas, tetapi juga memerlukan kerja sama yang erat dengan seluruh civitas akademika Fakultas Pertanian. Selain itu, komitmen yang kuat untuk menangani masalah parkir ini menjadi sangat penting, mengingat bahwa dampaknya tidak hanya terbatas pada jangka pendek, tetapi juga berdampak besar pada masa depan yang lebih panjang.

 

Penulis: Tiara Wahyuni

Dokumentasi: Tiara Wahyuni

Editor: Danendra Reza

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com