Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Luncurkan Program Kompos Guna Mendukung Pertanian Organik dan Budidaya Melon di Desa Sukoanyar
Tim mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melaksanakan program pengabdian selama 31 hari pada bulan Juli di Desa Sukoanyar. Tim KKN terdiri dari 25 inovator muda yang berasal dari Kampus Biru Kampus Perjuangan Universitas Brawijaya, yang dipimpin oleh Nadya Ghina selaku Koordinator Desa. Kegiatan pengabdian di Desa Sukoanyar ini dibimbing oleh Bapak Rifqi Rahmat Hidayatullah, S.Hut., M.Si. selaku Dosen Pembimbing Lapang 1 dan Ibu Dr. Ir. Yulia Nuraini, M. S. selaku Dosen Pembimbing Lapang 2.
Di tengah hiruk-piruk tentang permasalahan pupuk anorganik yang meninggalkan residu dan dinilai dapat merusak lingkungan, Tim Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya melaksanakan sebuah program berdasarkan permasalahan yang ada di Desa Sukoanyar. Salah satu dari program tersebut yaitu pembuatan kompos. Program ini menjadi sebuah usaha untuk menciptakan lingkungan yang lestari dan sebagai bentuk dukungan terhadap praktik pertanian organik.
Pembuatan kompos ini menggunakan kotoran ternak yang diformulasikan dengan limbah organik pertanian, seperti jerami dan sayuran. Selain itu, proses pengomposan yang dilakukan dapat menciptakan suatu produk kompos yang dapat dimanfaatkan sebagai bahan penambah unsur hara dan perbaikan sifat tanah. Pembuatan kompos dilaksanakan pada Jumat (5/7/2024) di Rumah Kompos yang terletak di Desa Sukoanyar.
Setiap 3 hari sekali, Tim KKN melakukan pembalikan kompos serta pengecekan suhu dan pH. ”Program pembuatan kompos yang kami laksanakan perlahan mendorong petani untuk beralih menggunakan bahan organik sebagai bahan pendukung yang dapat diimplementasikan pada lahan masing-masing petani di Desa Sukoanyar” kata Ni Putu Reka selaku penanggungjawab program kompos.
Program lain yang dilaksanakan di Desa Sukoanyar adalah program budidaya melon. Pada kesempatan tersebut, Tim Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya Desa Sukoanyar menggunakan benih rockmelon dengan varietas glamour. Diikuti dengan meningkatnya isu permasalahan krisis lahan, Tim Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menerapkan praktik budidaya melon menggunakan polybag yang memanfaatkan sisa pekarangan yang tidak begitu luas di Desa Sukoanyar.
”Praktik budidaya melon ini menggunakan 185 bibit yang tersebar secara meluas di Desa Sukoanyar. Penyebaran bibit tersebut terletak pada rumah warga, sekolah, dan tempat wisata,” ucap Dini Wahyu selaku penanggungjawab program budidaya melon yang dilaksanakan.
Program yang telah dilaksanakan dapat menjadi contoh nyata untuk menanggulangi permasalahan terkait pupuk anorganik dan krisis lahan yang menjadi salah satu isu sentral saat ini. Dengan program pembuatan kompos yang mampu mengurangi limbah menjadi produk pupuk organik yang memiliki banyak manfaat.
“Dengan adanya program budidaya melon di polybag mampu mengatasi permasalahan krisis lahan yang ada, karena tidak membutuhkan lahan luas dalam penerapan praktik budidaya yang telah dilakukan,” kata Pak Hadi selaku Sekretaris Gapoktan Desa Sukoanyar.
Nadya Ghina selaku Koordinator Desa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya juga menambahkan, “Dengan penuh harapan, perjalanan pengabdian yang menjadi cerita inspiratif ini mampu menjadi sebuah perubahan positif bagi warga Desa Sukoanyar terutama dengan peningkatan pembuatan kompos yang dapat menjadi salah satu usaha untuk melestarikan ligkungan dan mendukung pertanian yang berkelanjutan.”
Tim Mahasiswa KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya menyampaikan ucapakan terima kasih kepada perangkat Desa Sukoanyar, Dosen Pembimbing Lapang 1 dan 2, serta warga Desa Sukoanyar yang telah mendukung pada diseminasi program KKN Fakultas Pertanian Universitas Brawijaya yang telah dilaksanakan.