Raja Brawijaya 2022 : Tidak Adanya Upacara 17 Agustus
Malang, CANOPY (17/7) – Tanggal 17 Agustus merupakan hari yang bersejarah bagi Bangsa Indonesia karena diperingati sebagai waktu negara ini terlepas dari penjajahan. Biasanya, Hari Kemerdekaan diperingati dengan pelaksanaan upacara bendera untuk menghargai dan menghormati jasa para pahlawan yang telah gugur membela tanah air. Akan tetapi, pelaksanaan upacara di Universitas Brawijaya (UB) tahun ini berbeda dengan tahun-tahun sebelumnya.
Hari Kemerdekaan pada tahun ini, diadakan bersamaan dengan PKKMB UB. Akan tetapi, peserta PKKMB tidak diikutsertakan dalam upacara. Menurut Rizky Ajie selaku Wakil Koordinator Acara PKKMB UB, pelaksanaan upacara diadakan khusus untuk rektorat beserta jajarannya.
“Dari pihak panitia sendiri sebenarnya sudah mengajukan. Namun, tidak disetujui karena pihak universitas menilai dari tahun-tahun sebelumnya, upacara 17 Agustus yang dilakukan serentak menimbulkan kerumunan antara UB dengan universitas-universitas lain di sekitar brawijaya. Karena itu, untuk kebaikan bersama, upacara 17 Agustus tahun ini tidak diadakan,” imbuhnya.
Sementara itu, peserta PKKMB memiliki pendapat yang berbeda dalam menanggapi tidak dilaksanakannya Fery, seorang peserta PKKMB menilai bahwa hal tersebut sungguh disayangkan.
“Semangat kemerdekaan tetap harus dijaga sebagai salah satu upaya untuk menghargai jasa para pahlawan,” ujarnya. Sementara itu peserta PKKMB yang lain, Anggun, berpendapat bahwa ada dan tidaknya upacara itu tidak terlalu berpengaruh selama semangat kemerdekaan masih ada.
Rizky Ajie menambahkan pelaksanaan Upacara itu hanya sekadar simbolik. Sedangkan rasa nasionalisme itu kembali lagi ke diri kita masing-masing sebagai mahasiswa. Bukan berarti upacara tidak penting, hanya saja sebagai mahasiswa lebih memerlukan aksi nyata untuk menunjukkan rasa nasionalisme. Hal tersebut selaras dengan pendapat Fery bahwa tanpa adanya upacara-pun, kemerdekaan tetap harus diperingati dan dimeriahkan dengan caranya sendiri-sendiri.
Penulis : Siti Nurhajijah dan Elisabeth Gabriel F. E
Editor : Shanti Ruri Pratiwi