Resensi SUPERNOVA “ Inteligensi Embun Pagi ”

Oleh Dee / Dewi Lestari

Jenis cerita fiksi Indonesia

Diterbitkan oleh Penerbit Bentang ( PT. Bentang Pustaka ), Cetakan pertama, Februari 2016

Jumlah halaman 710

ISBN : 978-602-291-131-9

Novel yang merupakan seri keenam sekaligus penutup dari Supernova memiliki sampul berwarna putih, yang membedakan dengan seri-seri sebelumnya yang berwarna hitam. Dalam novel terakhir ini, Dee mempertemukan semua tokoh dari seri-seri supernova sebelumnya. Mulai dari Gio yang bertemu dengan orang yang misteri, yang memberinya batu dengan simbol dan memberi semua informasi yang nantinya akan dibutuhkan dan mendorongnya untuk pulang ke Indonesia. Selanjutnya tokoh Elektra dari novel petir yang ternyata sengaja dipertemukan Bodhi oleh Bong, mulai dari sini banyak tokoh yang merupakan peretas mulai memahami atau bangkit dari amnesianya dan mulai menjalani tugas masing-masing. Lalu ada Zarah yang juga kembali ke Indonesia dikarenakan kakeknya meninggal dunia yang selanjutnya ia dipertemukan oleh Gio. Ada Alfa yang juga bertemu Bodhi. Belum lagi Ruben dan Dimas yang ternyata memiliki kekerabatan dengan Toni yang merupakan kaki tangan Supernova, yang akhirnya juga mempertemukan mereka dengan Ferre, yang pada Novel Ksatria, Putri dan Bintang Jatuh menjadi dekat dengan yang namanya Diva. Dan bahkan kembalinya Kell, teman lama Bodhi dan Liong, guru Bodhi di Vihara membuat Bodhi sangat terpukul, apalagi mengetahui bahwa mereka semua bisa bangkit dari kematian dan bertugas sebagai Infiltran.

Cerita berselang seling menurut bab yang dibuat, menceritakan satu per satu kejadian antar tokoh dan akhirnya mempertemukan mereka di Bukit Jambul yang tak lain adalah juga merupakan kuburan Firas, ayah Zarah. Lalu mereka diberi tahu oleh Infiltran untuk pergi ke Medan, dan Pertikaian pun terjadi antara peretas dengan Sarvara, pertikaian itu pun terjadi di sekitar danau Toba yang akhirnya harus mengorbankan Alfa, sang peretas mimpi yang akhirnya tugasnya digantikan oleh Toni yang merupakan peretas dari Gugus lain.

Cerita diringkas begitu apik, pembaca dibawa membayangkan bagaimana si tokoh melakukan sesuatu bahkan berkhayal membayangkan hal-hal ghaib. Sedikit kecewa memang mengikuti alur IEP sampai selesai, ternyata sangat ringan tidak seperti novel-novel sebelumnya yang menguras pikiran dan mengharuskan membuka buku referensi untuk membuktikan kebenaran. Tetapi sebagai pembaca akan selalu berimajinasi apakah maksud dari semua cerita ini, memang benar kadang manusia terbatas hanya dengan kata- kata, seperti yang berulang kali dikatakan Kell dalam novel ini. Peretas juga harus menjaga sesuatu yang dihalang- halangi oleh Sarvara tetapi dilindungi oleh infiltran, ini seperti cerita kehidupan manusia yang sudah ditakdirkan untuk menjaga alam semesta, tapi masih saja ada manusia- manusia yang ingin merusak alam sehingga terjadi ketidakseimbangan kehidupan. Dan tokoh infiltran seperti sosok malaikat yang mengetahui apa saja yang dilakukan Peretas. Tetapi dari semuanya itu masih ada zat yang paling mulia, yang menciptakan segala- galanya.

Meskipun Dee mengatakan bahwa IEP merupakan seri terakhir Supernova, rasanya pembaca masih ingin mengetahui kisah selanjutnya dari tokoh-tokoh Gugus Asko. Bagaimana kelanjutan kisah percintaan Gio dan Zarah lalu bagaimana bila Elektra dan Toni menjadi sepasang kekasih. Pembaca dibuat penasaran lagi dengan kisah mereka. Tetapi akan sangat membosankan jika ada novel supernova selanjutnya yang hanya menceritakan drama percintaan. Yah … biarlah pembaca menulis sendiri kisah kelanjutan Supernova. Terima kasih Dee sudah menyajikan Novel Seri Supernova.

 

Penulis : Desy FFU

One thought on “Resensi SUPERNOVA “ Inteligensi Embun Pagi ”

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

error: Maaf konten ini merupakan hak cipta kami. Untuk menduplikasi karya ini dapat menghubungi kami di redaksi@persmacanopy.com