Resensi : Supernova “Partikel”
Oleh Dee / Dewi Lestari
Diterbitkan oleh Penerbit Bentang ( PT. Bentang Pustaka ) Tahun 2012
Jumlah halaman 500
ISBN : 978-602-8811-74-3
Supernova merupakan novel serial, dengan Partikel yang merupakan episode ke empat setelah Kesatria, Putri & Bintang Jatuh, Akar dan Petir. Tokoh utama pada episode Partikel kali ini bernama Zarah. Ia merupakan seorang anak yang berasal dari Batu luhur, kampung kecil di pinggir kota Bogor. Ayahnya yang merupakan dosen di IPB sedangkan ibunya hanya ibu rumah tangga biasa. Zarah dan adiknya, Hara, merupakan anak- anak yang tidak bersekolah formal waktu kecil dikarenakan keinginan ayahnya untuk mengajari anak- anaknya sendiri dan dia rasa itu sudah cukup.
Kehidupan bahagia mereka berubah semenjak ayah Zarah sering mengunjungi bukit Jambul di desanya di Batu Luhur. Dan suatu hari ayah Zarah pergi dan beberapa hari tidak pulang hingga dinyatakan menghilang. Zarah sering bertengkar dengan ibunya, sampai ia harus keluar dari rumah, bertengkar pula dengan abahnya dikarenakan perbedaan pendapat. Sampai akhirnya, ada paket yang diantar di rumah Zarah yang berisi Kamera, sayangnya tidak tertulis siapa pengirimnya.
Dari sini lah awal mula petualangan Zarah. Ia memenangi lomba foto yang tak pernah ia merasa pernah mengirim hasil fotonya, hadiah lomba tersebut membawa Zarah ke Pulau Kalimantan tepatnya di Tanjung Puting. Selanjutnya ia bertemu dengan Ibu Inga seorang pendiri kamp penyelamat orang utan. Perkenalan dengan Ibu Inga membawa Zarah berkenalan dengan banyak orang lain seperti Paul, yang akhirnya mengajak Zarah untuk ikut bekerja bersamanya di London, Inggris. Dengan kemampuan dan kualitas fotografi Zarah membawa Zarah lebih banyak mengunjungi negara- negara lain seperti di Kepulauan Fiji, Nairobi, Kenya dsb. Hal ini dilakukan Zarah semata hanya ia ingin mencari siapa pengirim kamera Nikon limited edition itu.
Petualangan Zara tidak terlepas dari kisah cinta Zarah yang berakhir dengan penghianatan antara kekasihnya Zach dengan sahabatnya sendiri Koso. Yang patut diteladani dari kisah cinta Zarah adalah, Zarah tegar dalam menghadapi hatinya yang sudah hancur berkeping- keping, ia dapat mengalihkan perhatiannya dengan bekerja dan mencari apa yang seharusnya ia cari dalam hidupnya.
Banyak pemikiran Zarah yang membuat pembaca menjadi berfikir dan merasa terkomentari, seperti pada halaman 264 novel.
“ betapa sukarnya manusia menanggalkan bias, menarik batas antara masa lalu dan masa sekarang. Aku kini percaya, manusia dirancang untuk terluka”
Pada halaman 373,
“Alam bebas tak lagi sekedar tempatku bekerja, melainkan juga suaka. Tempatku berlindung dari figur- figur seperti Brutus, Iago, Macbeth, Yudas Iskariot. Figure- figure yang menurutku hanya akan muncul jika sudah terlampau lama kita berbaur dengan manusia- manusia modern yang politis, agenda dan berdrama. Aku tak sanggup lagi berjudi dengan hidup. Kepingku habis, daduku beku”
Novel ini sangat menggugah para pembacanya dalam memaknai hidup, pembaca akan dibawa penasaran oleh awal cerita yang sarat dengan konflik tokoh utama. Pada bab terakhir novel menceritakan kisah dari novel episode sebelumnya, jika pembaca tidak membaca episode sebelumnya yaitu Petir, pembaca tidak akan mengerti mengenai alur cerita tersebut.
Novel selanjutnya setelah Episode Partikel adalah Gelombang yang telah terbit tahun 2014 dan menunggu episode selanjutnya.