Sempat Tertahan, Reporter LPM diperbolehkan meliput di gedung FTP.
Malang, CANOPY—Pembatasan peliputan pers terjadi lagi pada acara Pengenalan Kehidupan Kampus Mahasiswa baru Universitas Brawijaya (PK2MU) hari Sabtu (19/08). Pada peliputan acara PK2MU tahun sebelumnya reporter di setiap LPM Universitas Brawijaya diperbolehkan dalam melakukan peliputan diatas gedung dengan perwakilan satu orang di setiap LPM Universitas Brawijaya. Sedangkan, tahun ini tidak diperbolehkan meliput dan mendokumentasikan di atas gedung tanpa surat ijin dari fakultas. Pada tahun 2016, gedung yang diperbolehkan untuk dilakukan peliputan adalah gedung Fakultas Teknologi Pertanian (FTP).
Selama upacara raja brawijaya dilakukan, liputan hanya dilakukan di sekitar lapangan rektorat. Ketika Umbrella Mob akan dilakukan, kebutuhan dokumentasi formasi umbrella mob dibutuhkan oleh reporter pada setiap LPM sehingga terjadi perlawanan beberapa reporter LPM dengan panitia Raja Brawijaya. Beberapa anggota LPM berkumpul di pintu masuk Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) mencoba untuk masuk dan naik ke bagian rooftop FEB.
Anggota LPM yang tidak diperbolehkan masuk kedalam gedung berpindah dari depan FEB menuju ke gedung FTP. Di depan gedung FTP, percecokan kembali terjadi. Salah satu anggota LPM Display, Richie Richardus, mengatakan bahwa tidak ada aturan tertulis tentang pelarangan peliputan di gedung FEB dan FTP. Salah satu panitia Raja Brawijaya yang bertugas menjaga gedung FEB dan FTP mengatakan selain panitia Raja Brawijaya tidak diperbolehkan masuk ke dalam gedung walaupun untuk kebutuhan peliputan.

Sebelum perdebatan berlanjut, wakil dekan III Fakultas Hukum, Arief Zainudin, SH. M.Hum, datang untuk menengahi permasalahan tersebut. Arief yang sebelumnya berada di dalam gedung FTP keluar dan mendengarkan kronologis kejadian yang sedang terjadi.
Arief mengizinkan adanya peliputan di atas gedung FTP. Setelah itu, setiap perwakilan LPM diperbolehkan masuk dengan menyerahkan Kartu Tanda Mahasiswa untuk mendokumentasikan formasi Umbrella Mob. “Ya sudah boleh masuk tetapi hanya satu perwakilan di setiap LPM,” ujar Arief. (TAN)