Resensi Buku Anak Rantau
Judul : Anak Rantau
Halaman : 382 Halaman
Cetakan : cet 1- Juli 2017
Penulis : A. Fuadi
Penerbit : PT Falcon
Anak Rantau merupakan novel yang telah diterbitkan A. Fuadi atau Ahmad Fuadi setelah buku trilogy Negeri 5 Menara. Kesuksesan dari buku sebelumnya memberikan semangat bagi A. Fuadi untuk terus menulis. Berbagai penghargaan yang didapat dari buku sebelumnya merupakan pencapaian yang luar biasa. Sudah tidak perlu diragukan lagi antusiasme yang diberikan pada novel Anak Rantau ini.
Novel Anak Rantau berkisah tentang seorang anak lelaki yang bernama Hepi. Hepi yang berayah Martiaz adalah perantau di Jakarta yang berasal dari tanah Minang. Sebab Hepi tidak mengisi sama sekali kertas ujian dan sering membolos kelas mengakibatkan rapor yang diterima Martiaz kosong. Hal tersebut membuat Martiaz geram bukan kepalang dan diam-diam merencanakan sesuatu sebagai hadiah sekaligus hukuman bagi Hepi. Martiaz mengajak Hepi untuk pulang ke tanah minang sebagai pengisi liburan sekolah. Sampai suatu ketika, hanya Martiaz yang naik bus kembali ke Jakarta dan Hepi di tepi jalan dengan koper berceceran yang memendam dendam pada Ayahnya. Petualangan Hepi dimulai, antara janji pada Ayahnya yang dibuat sendiri dan posisinya di Desa kelahiran Ayahnya sebagai Anak Rantau.
Melalui Novel Anak Rantau, kita bisa belajar bagaimana kehidupan di pedesaan membentuk karakter seorang anak menjadi karakter yang berbudi. Bukan hanya itu saja, kita juga tahu bahwa adat dan budaya tidak pernah bertentangan dengan ajaran agama-dalam hal ini adalah islam. Agama menjadi dasar dari adanya sebuah adat dan budaya, oleh karenanya keduanya tidak bertentangan. Selain itu, novel ini juga membuka mata kita bahwa budaya dan adat suatu daerah perlahan mulai terkikis oleh masa. Generasi berikutnya sedikit banyak mulai acuh tak acuh terhadap kelangsungan dari adat dan budaya daerah tersebut.
Berbagai keseruan disajikan, mulai dari sosok Hepi yang tidak begitu semangat bersekolah namun melahap segala buku yang ada di depannya. Petualangan Hepi bersama Attar penembak jitu dan Zen penyayang binatang. Apa itu sarang elang dan biduk hantu. Siapa sosok lelaki bermata harimau, sosok puti, dan ada apakah dibalik sebuah bangunan suci yang ditinggalkan. Semua itu dilakukan Hepi untuk menggenapi janji dendam. Untuk melunasi rindu.
merdekakan jiwa
merdekakan pikiran
dari penjajahan pribadi yang kita buat sendiri-sendiri
dari amarah dan dendam
maafkan, maafkan, maafkan
lalu mungkin lupakan
Penulis: Naila Nifda A.
sedikit banget ya resensinya ?